Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irvan Maulana
Direktur Center of Economic and Social Innovation Studies (CESIS)

Peneliti dan Penulis

Lindungi Bali dari Ancaman "Overtourism"

Kompas.com - 23/03/2023, 09:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KETENANGAN dan kenyamanan masyarakat Bali, termasuk wisatawan yang ke Bali, mulai terusik oleh ulah sejumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang ugal-ugalan mengendarai sepeda motor di jalanan. Beberapa turis asing bahkan berkonflik dengan masyarakat lokal, dengan sesama wisatawan hingga polisi.

Tak hanya itu, sepak terjang turis juga disorot karena banyak warga negara asing (WNA) yang memanfaatkan Bali untuk menjalankan usaha, seperti spa dan tempat latihan sepeda motor.

Ada sebuah kampung di Ubud, Kabupaten Gianyar, yang seolah-olah menjadi tempat eksklusif bagi WNA dari negara tertentu. Tempatnya tertutup di antara wisatawan, dan tidak ada yang tahu apa yang terjadi di dalam tembok lingkungan yang mereka bangun.

Baca juga: Alarm Peringatan Overtourism

Fenomena Overtourism

Jika melihat apa yang terjadi di Bali saat ini, semua gejala negatif itu mengarah kepada fenomena overtourism. Overtourism terjadi ketika jumlah wisatawan yang datang ke suatu tempat melebihi kapasitas maksimum tempat tersebut.

Beberapa gejala overtourism yang mulai terlihat di Bali di antaranya adalah: pertama, membludaknya kunjungan wisatawan dan mereka senang berkumpul di suatu tempat sehingga mengakibatkan antrean panjang, kemacetan lalu lintas, dan kerumunan yang berpotensi menimbulkan risiko keamanan.

Kedua, kesenjangan sosial kian melebar. Overtourism akan meningkatkan kesenjangan sosial antara wisatawan dan masyarakat lokal. Wisatawan asing mampu membayar lebih mahal, sehingga mereka memiliki akses ke fasilitas yang lebih baik, sedangkan masyarakat lokal yang lebih miskin mungkin akan terpinggirkan.

Kondisi itu membuat wisatawan akan merasa superior dan berbuat semena-mena pada masyarakat lokal.

Ketiga, kebisingan yang berlebihan di tempat-tempat umum bisa mengganggu kenyamanan masyarakat lokal. Ditambah banyak turis yang datang tak mengindahkan budaya lokal yang dapat mengakibatkan cultural losses seperti hilangnya tradisi dan nilai-nilai budaya asli.

Dalam konteks Bali, persoalan turis mancanegara dan dampak ikutan overtourism menjadi masalah yang semakin meruncing dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah wisatawan yang datang ke Bali memang terus meningkat dari tahun ke tahun, melebihi kapasitas daya dukung yang ada.

Hal itu berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan, kemacetan lalu lintas, masalah kebersihan, dan masalah sosial di masyarakat setempat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+