KOMPAS.com - Nabi Muhammad merupakan panutan umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Saat berkunjung ke Tanah Suci, kebanyakan orang mencari kesempatan untuk berziarah ke makam Nabi Muhammad.
Oleh karena itu, bisa jadi tidak pernah terlintas dalam benak untuk bisa melihat benda-benda peninggalan Nabi Muhammad SAW di Indonesia.
Namun, semua itu terealisasi saat Kompas.com berkesempatan datang langsung ke pameran artefak Nabi Muhammad yang bertajuk Rindu Rasulullah SAW.
Lokasi pameran tersebut berada di Masjid At-Tin Jalan Taman Mini I, Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur.
Baca juga: Cara ke Pameran Artefak Nabi Muhammad Naik KRL dan Transjakarta
Kompas.com datang ke pameran itu pada Kamis (30/3/2023) dan sampai di lokasi sekitar pukul 11.00 WIB.
Setelah melakukan registrasi, Kompas.com diantar petugas menuju ruang pameran, saat pintu wangi gaharu langsung menyeruak.
Di ruangan itu, terlihat banyak kotak kaca yang berisi berbagai macam benda-benda peninggalan Nabi Muhammad.
Kompas.com merasa tidak sabar untuk bisa langsung melihat apa yang ada di dalam kotak-kotak itu lalu memutuskan melihat terlebih dahulu batu yang ada di sebelah kiri pintu masuk.
Ternyata batu itu adalah fondasi kiblat Kabah. Di sampingnya, ada batu sijjil yakni batu yang dilemparkan burung ababil ke tentara gajah Raja Abrahah di Mekkah. Para tentara itu hendak menghancurkan Kabah.
Umat Islam yang melihatnya kemungkinan besar akan merasa takjub, begitu pula Kompas.com.
Itu karena batu ini berasal dari kejadian yang tertulis dalam Alquran, tepatnya surat Al-Fil, mengisahkan musnahnya tentara gajah Raja Abrahah yang dihujani batu panas oleh burung ababil.
Baca juga: 5 Tips Datang ke Pameran Artefak Nabi Muhammad, Beli Tiket Online
Di samping batu sijjil ada beras yang bertuliskan ayat Al Quran. Jika ingin melihat tulisan ayat itu, pengunjung harus melihat dari kaca pembesar yang dipasang di bagian tengah.
Kemudian, di samping beras bertuliskan ayat Al Quran ada peti kecil berwarna hitam yang dijaga oleh panitia acara. Saat Kompas.com ingin melihat, ia memberi tahu bahwa isi dalam peti itu tidak boleh difoto atau direkam.
Karena isinya adalah rambut istri pertama Nabi Muhammad, yakni Khadijah; rambut istri Nabi Muhammad yang termuda, yakni Aisyah; dan rambut anak Nabi Muhammad, yaki Fatimah Az-Zahra.
Baca juga: 5 Tips Datang ke Pameran Artefak Nabi Muhammad, Beli Tiket Online
Alasan tidak boleh difoto atau direkam karena rambut itu adalah aurat perempuan dan dikhawatirkan ada lawan jenis yang melihat hasil pengambilan gambar itu.
Sebagai informasi, penjaga peti itu juga dipilih yang memiliki jenis kelamin perempuan. Tidak hanya larangan mengambil gambar, pengunjung pria juga tidak boleh melihat isi dalam peti tersebut.
View this post on Instagram
Bergeser ke sampingnya lagi, ternyata isi kotak kacanya sudah berisi barang peninggalan Nabi Muhammad, yakni ekstrak keringatnya.
Di sampingnya lagi ada rambut, janggut, darah bekam, sandal, sorban, cap telapak kaki Nabi Muhammad beserta untanya.
Entah kenapa, saat Kompas.com melihat barang-barang tersebut, rasanya sangat terharu dan bahkan sampai harus menahan tangis.
Itu karena Kompas.com tidak menyangka bisa melihat langsung barang-barang bersejarah milik Nabi Muhammad SAW yang kisah dan perjuangannya jadi panutan umat Islam, seolah berada dekat dengan Rasulullah.
Baca juga: Main ke Pameran Matrajiva Artina Sarinah, Ini 4 Spot Foto Menariknya
Meski begitu, Kompas.com tetap berkeliling melihat artefak lainnya, seperti tempat minum, cawan minum, siwak, tanah makam Nabi Muhammad, kiswah makam Nabi Muhammad dan tongkat.
Selain itu juga ada peninggalan pedang milik cucu Nabi Muhammad dan pedang milik Sultan Muhammad Al-Fatih, penakluk Konstantinopel (Istanbul).
Baca juga: Datang ke Pameran Matrajiva di Artina Sarinah, Bisa Beli Oleh-oleh Ini
Setelah selesai berkeliling melihat artefak, di dekat pintu keluar ada semacam kain hitam dengan tulisan kaligrafi.
Ternyata itu adalah kiswah atau kain penutup Kabah yang bisa dibeli oleh pengunjung. Karena sudah puas melihat artefak, Kompas.com pun memutuskan untuk pulang ke rumah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.