Arsitektur masjid ini mengacu pada gaya abad ke XVIII dan XIX. Adapun orang di balik arsitektur Masjid Raya Al A’Zhom adalah Slamet Wirasonjaya, seperti dikutip dari laman Dunia Masjid Jakarta Islamic Centre.
Ada berbagai bentuk ornamen pada detail bangunan. Misalnya, ornamen ayat-ayat Al-Quran pada lengkungan dalam kubah.
Sementara itu, nuansa Timur Tengah sangat teras di plaza, taman, dan parkir kendaraan. Hal ini terpancar dari ratusan pot pohon palem yang diatur sejajar dan sejumlah pohon kurma pada sisi kanan kiri plaza, tepat di hadapan pintu masuk masjid.
Baca juga: Masjid Menara Kudus, Punya Menara Unik Mirip Candi
Baca juga: Sejarah Masjid Cut Meutia di Jakarta, Sempat Ingin Dirobohkan
Kata Al A’zhom diambil dari salah satu asmaul husna, yaitu AI Azhim, yang berarti paling agung atau paling megah.
Penyematan nama tersebut pada masjid ini bermakna di ujung Pulau Jawa sebelah barat, terdapat masjid megah dengan kubah yang sangat besar dan empat menara menjulang ke langit.
Masjid Raya Al A’Zhom dekat dengan sejumlah tempat wisata di Tangerang. Misalnya, Pasar Lama Tangerang yang berjarak 2,4 km atau 8 menit berkendara dari masjid.
Kawasan Pasar Lama Tangerang memiliki beragam tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Mulai wisata sejarah di beberapa bangunan tua, hingga wisata kuliner pada malam hari.
Selain Pasar Lama Tangerang, masjid ini juga dekat dengan Benteng Heritage Museum. Jaraknya sekitar 2,4 km atau 8 menit berkendara dari masjid.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.