Tempat wisata sejarah di Medan selanjutnya adalah Kesawan. Kesawan adalah salah satu kawasan pecinan di Kota Medan yang berada di sepanjang Jalan Ahmad Yani, seperti dikutip dari Kompas.com (26/3/2021).
Jalan yang dulu dikenal dengan nama Jalan Kesawan tersebut adalah jalan tertua di Kota Medan. Wisatawan yang melintas di area ini akan melihat bangunan-bangunan bersejarah bergaya arsitektur kolonial.
Kesawan pada awalnya merupakan Kampung Melayu. Namun, pada 1880 etnis Tionghoa tinggal di kawasan tersebut, sehingga Kesawan menjadi pemukiman etnis Tionghoa.
Pada 1889 sempat terjadi kebakaran besar yang menghancurkan rumah dan toko di kawasan tersebut, sehingga direnovasi. Kesawan menjadi pusat perdagangan di Kota Medan dan Sumatera pada masa Kolonialisme lantaran lokasinya strategis, dekat pusat kota serta Pelabuhan Belawan
Bangunan kantor Bank Indonesia (BI) Medan merupakan gedung peninggalan Belanda sejak masa penjajahan. Lokasinya berada di dekat Lapangan Merdeka, Kota Medan.
Melansir dari Tribun Medan, bangunan BI Medan didirikan pada 1906. Arsitek yang merancang gedung BI Medan adalah Hulswit, Fermost, dan Cuypers.
Pada 1907, bangunan ini selesai kemudian digunakan sebagai kantor bank milik Belanda bernama De Javasche Bank. Enam tahun setelah kemerdekaan Indonesia, seluruh bangunan peninggalan Belanda dinasionalisasikan oleh Presiden Soekarno, tak terkecuali De Javasche Bank.
Meskipun sudah berusia ratusan tahun, bangunan bergaya Belanda ini masih kokoh hingga sekarang. Renovasi besar-besaran pernah dilakukan pada 2000 lalu.
Gedung London Sumatera merupakan peninggalan era kolonial Belanda. Gedung ini merupakan bangunan pertama di Kota yang dilengkapi dengan sarana lift, seperti dikutip dari Kompas.com (9/4/2020).
Lokasinya berada di Jalan Ahmad Yani Nomor 2, Kesawan, Keamatan Medan Barat, Kota Medan. Jaraknya 3 km dari pusat Kota Medan dengan waktu tempuh kurang dari 10 menit berkendara.
Gedung yang berdiri sejak 1906 ini, memiliki gaya arsitektur menyerupai rumah-rumah di London, Inggris pada abad ke-18. Gedung bercat putih ini kerap menjadi latar belakang foto para wisatawan.
Baca juga:
Kampung Madras (dulunya bernama Kampung Keling) dijuluki sebagai The Little India di Kota Medan, berdasarkan informasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Julukan itu diberikan lantaran dulunya daerah ini dihuni oleh warga India. Hingga 1950-an kawasan ini masih dihuni oleh warga keturunan India dalam jumlah yang besar.
Akan tetapi, sejak saat itu jumlahnya terus berkurang karena keadaan ekonomi yang sulit, sehingga mereka harus pindah ke kawasan lain.
Kampung yang memiliki luas sekitar 10 hektar ini terletak di antara Kecamatan Medan Petisah dan Medan Polonia. Ciri khas India bisa terlihat dari beberapa bangunan di Kampung Madras.
Kuil Shri Mariamman merupakan salah satu bangunan bersejarah yang berada di Kampung Madras. Melansir dari laman Cagar Budaya Provinsi Sumatera Utara, kuil ini merupakan bukti kedatangan orang Madras, India ke Medan.
Kuil ini dibangun oleh seorang pemuda Tamil, bernama Gurdhuara Sahib yang bekerja di perkebunan Sumatera Utara. Nama Kuil Sri Mariamman merujuk pada ibu alam semesta, Dewi Shri Mariamman yang memilih untuk tinggal di tempat kecil dan terpencil.
Pada 1980, pemerintah setempat merenovasi kuil bercorak Hindu ini. Kuil Shri Mariamman dikelilingi oleh dinding batu setinggi 2,5 meter yang dipenuhi ukiran dan patung dewa dan dewi umat Hindu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.