KOMPAS.com - Mendaki gunung membutuhkan persiapan matang, baik dari segi fisik dan perlengkapan. Terutama, bagi pemula yang belum pernah naik gunung.
Persiapan mendaki gunung tersebut, dapat meminimalisasi risiko yang tidak diinginkan selama perjalanan.
Baca juga:
Baru-baru ini, seorang pendaki perempuan sekaligus mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) berinisial AS (20) meninggal dunia saat mendaki Gunung Lawu Karanganyar, Jawa Tengah.
Almarhumah beserta rombongan yang berjumlah 16 orang, mendaki gunung setinggi 3.265 meter tersebut pada Sabtu (24/6/2023). Namun, saat hendak menuju puncak Gunung Lawu dari pos terakhir, ia muntah kemudian mengalami sesak nafas, hingga meninggal dunia.
Berikut sejumlah persiapan mendaki gunung bagi pemula yang dihimpun dari sumber Kompas.com dan Adventure.
Persiapan sekaligus syarat mutlak naik gunung adalah fisik yang prima. Untuk mendapatkan fisik yang prima, kamu perlu rutin olahraga secara rutin sejak jauh-jauh hari sebelum jadwal pendakian.
Sebab, mendaki gunung pastinya akan menguras tenaga. Apabila fisik pendaki kurang prima, dikhawatirkan akan terjadi risiko yang tidak diinginkan selama perjalanan.
Bagi pemula, sangat disarankan untuk mulai mendaki dari gunung yang ramah pendaki pemula, seperti dilansir dari Adventure.
Gunung ramah pendaki pemula yang dimaksud dengan kriteria ketinggian yang tidak terlalu tajam, durasi pendakian lebih singkat, serta medan pendakian yang lebih mudah.
Di Jawa Tengah misalnya, ada sejumlah gunung ramah pendaki pemula. Mengutip Kompas.com (31/7/2022), gunung tersebut meliputi, Gunung Andong (Magelang), Gunung Prau (Wonosobo), Gunung Bismo (Wonosobo), Gunung Ungaran (Semarang), dan Gunung Mongkrang (Karanganyar).
Jika sudah mengenal medan pendakian, kamu bisa perlahan menaklukkan gunung yang lebih tinggi.
Baca juga:
Pendaki pemula sangat tidak dianjurkan naik gunung sendiri, seperti dikutip dari Kompas.com (13/8/2020). Sebaliknya, pendaki pemula bisa bergabung dengan komunitas atau teman yang sudah berpengalaman.
Mendaki gunung seorang diri akan sangat berisiko, baik bagi pemula maupun profesional. Terlebih apabila tidak ada persiapan matang serta tidak cukup informasi mengenai medan yang akan dilalui.
Jika diperlukan, pendaki pemula bisa menggunakan jasa pemandu gunung untuk menemani pendakian pertamanya. Namun, pastkan bahwa pemandu gunung tersebut merupakan seorang profesional di bidangnya.
Para pemandu gunung resmi adalah mereka yang tergabung dalam Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) dan memiliki sertifikat.
Para pemandu gunung profesional tersebut dipastikan telah mengetahui medan pendakian, informasi kegiatan pendakian, serta menguasai ketrampilan dasar naik gunung. Jadi, pendaki pemula tidak perlu khawatir selama pendakian pertama.
Baca juga:
Selain fisik, persiapan yang tidak kalah pentingnya adalah perlengkapan pendakian yang tepat. Bagi pendaki pemula, tentunya masih asing dengan perlengkapan naik gunung sehingga perlu riset dan mencari informasi dari pendaki berpengalaman.
Mengutip Kompas.com (3/3/2022), ada sejumlah perlengkapan wajib untuk menghindari hipotermia di gunung. Meliputi, kantong tidur atau sleeping bag, jaket hangat berbahan polyester, jas hujan, pakaian ganti, dan makanan berkalori tinggi.
Tidak kalah penting bagi pendaki adalah memilih alas kaki yang tepat sehingga perjalanan lebih nyaman. Selain itu, perlengakapan dasar naik gunung lainnya seperti tenda, alat masak, matras, carrier, perlengkapan medis, dan alat navigasi.
Pastikan perlengkapan tersebut efisien sehingga meringankan beban kamu selama perjalanan.
Masih terkait dengan persiapan nomor lima, para pendaki wajib membawa perlengkapan medis, seperti dilansir dari Adventure. Hal ini tidak boleh dianggap sepele saat naik gunung.
Beberapa perlengkapan medis yang sangat dianjurkan untuk dibawa saat naik gunung seperti kotak P3K untuk mengantisipasi luka dalam perjalanan. Kemudian, pendaki dianjurkan membawa pulse oximeter, yaitu alat untuk mengukur saturasi oksigen.
Dalam kondisi saturasi oksigen di bawah 92, maka orang akan cenderung mengalami sesak nafas. Oleh sebab itu, pendaki sangat dianjurkan membawa botol oksigen portabel.
Terakhir, peralatan medis yang dianjurkan adalah heating pad atau bantal hangat untuk mencegah hipotermia jika suhu di puncak gunung sangat ekstrim.
Mengutip Kompas.com (30/7/2020), seorang pendaki wajib mengetahui jalur pendakian, termasuk rute naik dan turun. Termasuk, durasi rata-rata naik dan turun gunung bagi pemula sehingga bisa mengkalkulasi persiapan fisik yang diperlukan.
Oleh sebab itu, pendaki pemula harus banyak mencari informasi seputar gunung yang akan didaki. Dalam perjalanan, upayakan tidak terpisah dengan rombongan.
Selanjutnya, beritahu keluarga dan teman terdekat mengenai rencana pendakianmu, seperti dilansir dari Adventure. Pastikan mereka mengetahui jadwal pendakianmu secara rinci, sehingga bisa memperkirakan waktu selesai pendakian.
Jika tidak ada kabar sesuai dengan jadwal, maka mereka bisa mengambil tindakan dengan segera untuk mengurangi risiko yang tidak diinginkan.
Selain rute, pendaki juga harus mengantongi seputar prediksi cuaca pada hari pendakian.
Mengutip Kompas.com (1/2/2021), hindari memulai pendakian saat hujan turun, sehingga sebaiknya tunggu hujan reda baru mulai mendaki. Jika memungkinkan, hindari mendaki lewat titik rawan aliran air di jalur pendakian demi keselamatan pendakian.
Jika membawa ponsel, matikan ponsel saat cuaca buruk. Sebab perangkat elektronik, termasuk smartphone tersebut rawan tersambar petir jika masih menyala.
Mendaki gunung membutuhkan ketrampilan baru, yakni memasak atau mengolah makanan, seperti dikutip dari Kompas.com (13/8/2020). Pendaki pemula disarankan memiliki kemampuan dasar tersebut agar tak kesulitan saat berada di puncak gunung.
Dengan ketrampilan memasak tersebut, pendaki tidak bergantung pada makanan instan. Sebab, pendaki disarankan makan makanan sehat selama pendakian untuk menjaga stamina tubuh.
Baca juga:
Salah satu etika dalam mendaki gunung yang wajib dipatuhi adalah tidak meninggalakn sampah di gunung. Jadi, bawa sampah pendakian saat turun gunung.
Tidak terkecuali sampah-sampah organik. Dengan demikian, kamu berkontribusi menjaga kebersihan di gunung dan melestarikan lingkungan.
Apabila kamu menyalakan api unggun di gunung, pastikan sudah padam saat ditinggalkan. Sebab, percikan api sekecil apapun bisa berisiko pada kebakaran hutan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.