Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persiapan Mendaki Gunung bagi Pemula, Ketahui Dulu 10 Hal Ini 

Kompas.com - 29/06/2023, 14:50 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

Sumber Adventure

KOMPAS.com - Mendaki gunung membutuhkan persiapan matang, baik dari segi fisik dan perlengkapan. Terutama, bagi pemula yang belum pernah naik gunung.

Persiapan mendaki gunung tersebut, dapat meminimalisasi risiko yang tidak diinginkan selama perjalanan.

Baca juga:

Baru-baru ini, seorang pendaki perempuan sekaligus mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) berinisial AS (20) meninggal dunia saat mendaki Gunung Lawu Karanganyar, Jawa Tengah.

Almarhumah beserta rombongan yang berjumlah 16 orang, mendaki gunung setinggi 3.265 meter tersebut pada Sabtu (24/6/2023). Namun, saat hendak menuju puncak Gunung Lawu dari pos terakhir, ia muntah kemudian mengalami sesak nafas, hingga meninggal dunia.

Persiapan mendaki gunung bagi pemula

Berikut sejumlah persiapan mendaki gunung bagi pemula yang dihimpun dari sumber Kompas.com dan Adventure.

Ilustrasi naik gunung.PIXABAY/ROYAN_HIDAYART Ilustrasi naik gunung.

1. Pastikan fisik prima 

Persiapan sekaligus syarat mutlak naik gunung adalah fisik yang prima. Untuk mendapatkan fisik yang prima, kamu perlu rutin olahraga secara rutin sejak jauh-jauh hari sebelum jadwal pendakian.

Sebab, mendaki gunung pastinya akan menguras tenaga. Apabila fisik pendaki kurang prima, dikhawatirkan akan terjadi risiko yang tidak diinginkan selama perjalanan.

2. Mulai dari gunung yang ramah pemula 

Puncak Gunung Andong, Jawa Tengah.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Puncak Gunung Andong, Jawa Tengah.

Bagi pemula, sangat disarankan untuk mulai mendaki dari gunung yang ramah pendaki pemula, seperti dilansir dari Adventure.

Gunung ramah pendaki pemula yang dimaksud dengan kriteria ketinggian yang tidak terlalu tajam, durasi pendakian lebih singkat, serta medan pendakian yang lebih mudah.

Di Jawa Tengah misalnya, ada sejumlah gunung ramah pendaki pemula. Mengutip Kompas.com (31/7/2022), gunung tersebut meliputi, Gunung Andong (Magelang), Gunung Prau (Wonosobo), Gunung Bismo (Wonosobo), Gunung Ungaran (Semarang), dan Gunung Mongkrang (Karanganyar).

Jika sudah mengenal medan pendakian, kamu bisa perlahan menaklukkan gunung yang lebih tinggi.

Baca juga:

3. Jangan mendaki sendiri 

Pendakian Menuju Gunung Semeru.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Pendakian Menuju Gunung Semeru.

Pendaki pemula sangat tidak dianjurkan naik gunung sendiri, seperti dikutip dari Kompas.com (13/8/2020). Sebaliknya, pendaki pemula bisa bergabung dengan komunitas atau teman yang sudah berpengalaman.

Mendaki gunung seorang diri akan sangat berisiko, baik bagi pemula maupun profesional. Terlebih apabila tidak ada persiapan matang serta tidak cukup informasi mengenai medan yang akan dilalui.

 

ilustrasi pendaki berjalan. Pendaki di Gunung Merbabu tewas.ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah ilustrasi pendaki berjalan. Pendaki di Gunung Merbabu tewas.

4. Gunakan jasa pemandu

Jika diperlukan, pendaki pemula bisa menggunakan jasa pemandu gunung untuk menemani pendakian pertamanya. Namun, pastkan bahwa pemandu gunung tersebut merupakan seorang profesional di bidangnya.

Para pemandu gunung resmi adalah mereka yang tergabung dalam Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) dan memiliki sertifikat.

Para pemandu gunung profesional tersebut dipastikan telah mengetahui medan pendakian, informasi kegiatan pendakian, serta menguasai ketrampilan dasar naik gunung. Jadi, pendaki pemula tidak perlu khawatir selama pendakian pertama.

Baca juga:

5. Bawa perlengakapan yang tepat 

ILUSTRASI - Tas gunungrottonara/Pixabay ILUSTRASI - Tas gunung

Selain fisik, persiapan yang tidak kalah pentingnya adalah perlengkapan pendakian yang tepat. Bagi pendaki pemula, tentunya masih asing dengan perlengkapan naik gunung sehingga perlu riset dan mencari informasi dari pendaki berpengalaman.

Mengutip Kompas.com (3/3/2022), ada sejumlah perlengkapan wajib untuk menghindari hipotermia di gunung. Meliputi, kantong tidur atau sleeping bag, jaket hangat berbahan polyester, jas hujan, pakaian ganti, dan makanan berkalori tinggi.

Tidak kalah penting bagi pendaki adalah memilih alas kaki yang tepat sehingga perjalanan lebih nyaman. Selain itu, perlengakapan dasar naik gunung lainnya seperti tenda, alat masak, matras, carrier, perlengkapan medis, dan alat navigasi.

Pastikan perlengkapan tersebut efisien sehingga meringankan beban kamu selama perjalanan.

6. Bawa perlengkapan medis 

Ilustrasi kotak P3K.SHUTTERSTOCK / omphoto Ilustrasi kotak P3K.

Masih terkait dengan persiapan nomor lima, para pendaki wajib membawa perlengkapan medis, seperti dilansir dari Adventure. Hal ini tidak boleh dianggap sepele saat naik gunung.

Beberapa perlengkapan medis yang sangat dianjurkan untuk dibawa saat naik gunung seperti kotak P3K untuk mengantisipasi luka dalam perjalanan. Kemudian, pendaki dianjurkan membawa pulse oximeter, yaitu alat untuk mengukur saturasi oksigen.

Dalam kondisi saturasi oksigen di bawah 92, maka orang akan cenderung mengalami sesak nafas. Oleh sebab itu, pendaki sangat dianjurkan membawa botol oksigen portabel.

Terakhir, peralatan medis yang dianjurkan adalah heating pad atau bantal hangat untuk mencegah hipotermia jika suhu di puncak gunung sangat ekstrim.

7. Pahami jalur

Sabana di Jalur Pendakian Gunung Merbabu via Selo.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Sabana di Jalur Pendakian Gunung Merbabu via Selo.

Mengutip Kompas.com (30/7/2020), seorang pendaki wajib mengetahui jalur pendakian, termasuk rute naik dan turun. Termasuk, durasi rata-rata naik dan turun gunung bagi pemula sehingga bisa mengkalkulasi persiapan fisik yang diperlukan.

Oleh sebab itu, pendaki pemula harus banyak mencari informasi seputar gunung yang akan didaki. Dalam perjalanan, upayakan tidak terpisah dengan rombongan.

Selanjutnya, beritahu keluarga dan teman terdekat mengenai rencana pendakianmu, seperti dilansir dari Adventure. Pastikan mereka mengetahui jadwal pendakianmu secara rinci, sehingga bisa memperkirakan waktu selesai pendakian.

Jika tidak ada kabar sesuai dengan jadwal, maka mereka bisa mengambil tindakan dengan segera untuk mengurangi risiko yang tidak diinginkan.

 

Padang Sabana di Jalur Pendakian Merbabu via Suwanting.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Padang Sabana di Jalur Pendakian Merbabu via Suwanting.

8. Mengetahui prediksi cuaca 

Selain rute, pendaki juga harus mengantongi seputar prediksi cuaca pada hari pendakian.

Mengutip Kompas.com (1/2/2021), hindari memulai pendakian saat hujan turun, sehingga sebaiknya tunggu hujan reda baru mulai mendaki. Jika memungkinkan, hindari mendaki lewat titik rawan aliran air di jalur pendakian demi keselamatan pendakian.

Jika membawa ponsel, matikan ponsel saat cuaca buruk. Sebab perangkat elektronik, termasuk smartphone tersebut rawan tersambar petir jika masih menyala. 

9. Berlatih memasak atau mengolah makanan

Ilustrasi makanan pendaki gunungKOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Ilustrasi makanan pendaki gunung

Mendaki gunung membutuhkan ketrampilan baru, yakni memasak atau mengolah makanan, seperti dikutip dari Kompas.com (13/8/2020). Pendaki pemula disarankan memiliki kemampuan dasar tersebut agar tak kesulitan saat berada di puncak gunung.

Dengan ketrampilan memasak tersebut, pendaki tidak bergantung pada makanan instan. Sebab, pendaki disarankan makan makanan sehat selama pendakian untuk menjaga stamina tubuh.

Baca juga:

10. Tidak meninggalkan sampah

Salah satu etika dalam mendaki gunung yang wajib dipatuhi adalah tidak meninggalakn sampah di gunung. Jadi, bawa sampah pendakian saat turun gunung.

Tidak terkecuali sampah-sampah organik. Dengan demikian, kamu berkontribusi menjaga kebersihan di gunung dan melestarikan lingkungan.

Apabila kamu menyalakan api unggun di gunung, pastikan sudah padam saat ditinggalkan. Sebab, percikan api sekecil apapun bisa berisiko pada kebakaran hutan.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com