KOMPAS.com - Saat berkunjung ke Pangkalpinang, Bangka Belitung wisatawan akan menjumpai Museum Timah Indonesia. Ternyata, museum tersebut adalah museum timah pertama dan satu-satunya di Indonesia seperti disampaikan dalam website Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri).
Museum Timah Indonesia didirikan untuk memberikan informasi seputar sejarah pertambangan timah di Bangka Belitung, maupun Indonesia secara umum. Perlu diketahui, bahwa Bangka Belitung merupakan tambang timah terbesar di Indonesia.
Baca juga:
Jika ingin berkunjung, lokasi Museum Timah Indonesia berada di Jalan Ahmad Yani Nomor 179, Batintikal, Gerunggang, Kota Pangkalpinang. Lantas, apa saja isi Museum Timah Indonesia? Simak ulasannya berikut ini.
Museum Timah Indonesia didirikan pada 1958. Namun, museum ini baru diresmikan pada 2 Agutus 1997. Selanjutnya, pemerintah melakukan renovasi tata letak dan desain museum pada 2010.
Kini, Museum Timah Indonesia dikelola oleh PT. Timah Tbk. Berikut koleksi Museum Timah Indonesia, seperti tertera dalam website PT Timah Tbk.
Memasuki kawasan museum, pengunjung akan disambut oleh bor bangka. Alat peninggalan zaman Belanda ini, digunakan dalam penambangan timah tempo dulu.
Bor bangka dibuat oleh AJ Akeringa, seorang ahli geologi perusahaan timah Belanda, Banka Tin Winning pada 1885.
Terciptanya bor bangka menjadi perkembangan baru bagi dunia pertambangan timah, karena mampu menggantikan alat bor tusuk asal China yang sudah ada sejak abad ke-18.
Pengunjung juga akan menjumpai lokomotif klasik berwarna hitam di halaman depan Museum Timah Indonesia. Lokomotif itu digunakan sebagai pembangkit listrik untuk keperluan pertambangan.
Museum Timah Indonesia memiliki koleksi alat-alat pertambangan timah tempo dulu. Selain bor bangka dan lokomotif klasik, pengunjung bisa menjumpai wadah penampung hasil tambang, monitor tambang semprot, dan sebagainya.
Keberadaan alat-alat ini memberikan informasi kepada pengunjung mengenai sejarah dan perkembangan penambangan timah di Indonesia.
Baca juga:
Memasuki ruangan museum, pengunjung akan menyaksikan berbagai diorama. Terdapat tiga jenis diorama di Museum Timah Indonesia.
Pertama, diorama yang berisi sejarah awal pertambangan timah di Pulau Bangka. Kedua, diorama yang berisi informasi alat-alat pertambangan zaman dahulu.
Sementara, diorama ketiga menjelaskan proses penambangan timah dengan alat yang modern dan manfaatnya bagi kehidupan.
Lihat postingan ini di Instagram
Relief yang mengisahkan sejarah pertambangan timah dari masa ke masa menghiasi bagian depan museum. Keberadaan relief itu menjadi daya tarik Museum Timah Indonesia.
Museum Timah Indonesia memiliki bangunan terpisah yang bernama Ruang Sentra Kerajinan Pewter. Pengunjung dapat menjumpai beragam pernak-pernik berbahan dasar timah di ruangan tersebut.
Pernak-pernik itu berupa plakat, perahu phinisi, truk pengangkut, gantungan kunci, bros, dan sebagainya. Menariknya, produk kerajinan berbahan dasar timah itu dibuat secara manual oleh para perajin timah di Pulau Bangka.
Tak sekadar melihat, pengunjung bisa membeli koleksi kerajinan timah itu sebagai buah tangan.
Salah satu koleksi yang tidak boleh dilewatkan pengunjung adalah batuan granit yang mengandung timah. Batuan tersebut yang dicari oleh para penampang untuk kemudian diproses menjadi timah, serta produk turunannya.
Selain batuan granit, pengunjung akan menjumpai pasir timah yang berada dalam botol kaca kecil.
Baca juga:
Jika kamu penasaran apa saja produk yang berbahan dasar timah, maka kamu bisa menjumpainya di Museum Timah Indonesia. Salah satu produk yang menggunakan timah adalah lapisan pada kaleng kemasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.