Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/09/2023, 15:31 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sekaten di Kota Yogyakarta dulunya identik dengan pasar malam yang digelar di Alun-alun Utara.

Namun sejak dua tahun terakhir ini, tepatnya sejak 2022, pasar malam tidak lagi digelar selama perayaan sekaten.

Berbeda dengan di Kota Surakarta, Jawa Tengah yang masih menggelar Sekaten pada tahun 2023 ini.

Baca juga: Pasar Malam Sekaten Solo, Ada Wahana Permainan, Kuliner, hingga Thrifting

Lalu, apa alasan pihak Keraton Yogyakarta kini tidak lagi menggelar acara Pasar Malam Sekaten?

Kembalikan makna Sekaten

Pasar malam tidak lagi digelar karena Keraton Yogyakarta ingin mengembalikan makna dari sekaten itu sendiri.

Tepas Tanda Yekti Keraton Yogyakarta Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) Tirtawijaya menjelaskan, sekarang ini Keraton Yogyakarta sedang berusaha mengembalikan roh dari sekaten yang selama ini ternyata sudah mengalami pergeseran.

KMT Tirtawijaya saat ditemui di Kompleks Kepatihan Kota Yogyakarta jelaskan soal sekaten dan pasar malam, Jumat (22/9/2023)KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO KMT Tirtawijaya saat ditemui di Kompleks Kepatihan Kota Yogyakarta jelaskan soal sekaten dan pasar malam, Jumat (22/9/2023)

“Sekaten dengan pasar malam berbeda prinsipnya bagi keraton. Jadi pasar malam dengan Sekaten berbeda. Mindset-nya masyarakat, Sekaten itu pasar malam, sebenarnya tidak. Itu hal yang berbeda,” ucap Tirtawijaya kepada Kompas.com, Jumat (22/9/2023).

Ia Keraton Yogyakarta menggelar sekaten ini untuk syiar budaya sekaligus syiar agama yang pada saat itu masyarakat tidak memiliki banyak pilihan untuk hiburan.

Baca juga: Jadwal Hajad Dalem Sekaten 2023 di Keraton Yogyakarta, Mulai Hari Ini

Adanya sekaten ini dijadikan wahana atau wadah untuk syiar penyebaran agama Islam pada waktu itu.

“Pada waktu itu penganut agama Islam tidak terlalu banyak di wilayah kita. Jadi dengan adanya Sekaten, masyarakat menuju tempat tersebut. Setelah datang di area sekaten, ada acara syahadatain atau mengislamkan masyarakat yang ingin masuk melalui syiar budaya,” ucap dia.

Strategi penjajah Belanda pecah fokus Sekaten

Setelah dilakukan syahadatain, itu digelar dakwah yang bisa diikuti masyarakat. Pada saat itu, Belanda takut dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan Keraton Yogyakarta.

Ilustrasi pasar malam sekaten.WIKIMEDIA COMMONS/MIDORI Ilustrasi pasar malam sekaten.

“Setiap ada perkumpulan selalu curiga (Belanda), akhirnya membuat siasat acara Sekaten fokusnya dipecah dengan adanya pasar malam,” ucap dia.

Oleh karena itu, sambung dia, fokus Sekaten pun menjadi terpecah karena ada pasar malam yang memang jadi strategi penjajah Belanda untuk memecah fokus.

Baca juga: 5 Mainan Tak Lekang oleh Waktu di Gelaran Sekaten Solo

Lalu pada tahun ini sekaten tetap digelar dengan tujuan memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Munculnya, sekaten diawali dengan Miyos Gangsa dari Masjid Keraton menuju ke Pagongan Kagungan Dalem Masjid Gedhe.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Harga Tiket dan Jam Buka Jembatan Kayu Waduk Cengklik

Harga Tiket dan Jam Buka Jembatan Kayu Waduk Cengklik

Travel Update
12 Aturan di Pameran Jalur Rempah di Jakarta, Jangan Bawa Tripod

12 Aturan di Pameran Jalur Rempah di Jakarta, Jangan Bawa Tripod

Travel Update
Pintar Memilih Agen Perjalanan, Percayakan Umrah dan Haji Anda kepada Elharamain Wisata

Pintar Memilih Agen Perjalanan, Percayakan Umrah dan Haji Anda kepada Elharamain Wisata

Travel Update
Rute ke Jembatan Kayu Waduk Cengklik, Lewat Perkampungan

Rute ke Jembatan Kayu Waduk Cengklik, Lewat Perkampungan

Travel Tips
Jembatan Kayu Waduk Cengklik, Wisata Baru yang Estetis di Boyolali

Jembatan Kayu Waduk Cengklik, Wisata Baru yang Estetis di Boyolali

Jalan Jalan
Vietjet Terbang dari Jakarta ke Hanoi PP, Tarif mulai Rp 900.000

Vietjet Terbang dari Jakarta ke Hanoi PP, Tarif mulai Rp 900.000

Travel Update
Turis Asing di Bali Rata-rata Menginap 2,84 Hari pada Oktober 2023

Turis Asing di Bali Rata-rata Menginap 2,84 Hari pada Oktober 2023

Travel Update
5 Tips ke Pameran Jalur Rempah di Jakarta, Datang Saat Akhir Pekan

5 Tips ke Pameran Jalur Rempah di Jakarta, Datang Saat Akhir Pekan

Travel Tips
Rute Internasional Batik Air dari Makassar, ke Malaysia PP Rp 2 Jutaan

Rute Internasional Batik Air dari Makassar, ke Malaysia PP Rp 2 Jutaan

Travel Update
4 Aktivitas di Pameran Jalur Rempah, Lihat Pameran dan Konser

4 Aktivitas di Pameran Jalur Rempah, Lihat Pameran dan Konser

Jalan Jalan
5 Hotel Dekat Bundaran HI untuk Malam Tahun Baruan, Bisa Jalan Kaki

5 Hotel Dekat Bundaran HI untuk Malam Tahun Baruan, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
5 Negara Penyumbang Turis Asing Terbanyak ke Bali pada Oktober 2023

5 Negara Penyumbang Turis Asing Terbanyak ke Bali pada Oktober 2023

Travel Update
Antisipasi Lonjakan Saat Libur Nataru, Surabaya Perbanyak Petugas dan Terapkan Kapasitas

Antisipasi Lonjakan Saat Libur Nataru, Surabaya Perbanyak Petugas dan Terapkan Kapasitas

Travel Update
Pameran Jalur Rempah: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket

Pameran Jalur Rempah: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket

Travel Update
10 Tempat Wisata Viral Sepanjang 2023, Curug hingga Jembatan Kaca

10 Tempat Wisata Viral Sepanjang 2023, Curug hingga Jembatan Kaca

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com