Soleh mengatakan bahwa Sumur Maut ini dulunya adalah sumur biasa milik seorang penduduk bernama Bambang Harjono.
"Sumur ini dulunya sumur biasa, miliknya Bambang Harjono yang punya rumah ini (Rumah Serambi Penyiksaan)," ujarnya.
Layaknya sebuah sumur, dulunya sumur ini digunakan sebagai tempat cuci pakaian dan tempat mandi.
Sebagai informasi, Rumah Serambi Penyiksaan termasuk dari tiga rumah bersejarah di kompleks Monumen Pancasila Sakti. Di rumah tersebut terdapat diorama yang mengilustrasikan empat Pahlawan Revolusi pada 1 Oktober 1965.
Baca juga:
Di salah satu sisi Monumen Pancasila Sakti, tepatnya di Gedung Paseban, terdapat Ruang Pameran Foto yang berisi dokumentasi proses pengangkatan jenazah ketujuh Pahlawan Revolusi pada 4 Oktober 1965.
Menurut Buku Panduan Monumen Pancasila Sakti, penemuan lokasi peristiwa tersebut berkat informasi dari Agen Polisi Tingkat II, Sukitman yang turut diculik tahun itu, namun berhasil meloloskan diri.
Penemuan sumur juga cukup sulit karena sudah diuruk dan ditanami pohon pisang.
Adapun proses pengangkatan jenazah dilakukan oleh pasukan RPKAD dan KIPAM (Kesatuan Intai Para Amphibi) KKO AL pimpinan Kapten KKO Winanto. Peralatan utama yang dipakai untuk mengangkat jenazah berupa peralatan selam dan tali tambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.