KOMPAS.com - Menjelang peringatan peristiwa Gerakan 30 September (G30S) dan Hari Kesaktian Pancasila, ada tempat yang bisa dikunjungi untuk mempelajari dan mengenang para Pahlawan Revolusi, yaitu Monumen Pancasila Sakti.
Kompleks Monumen Pancasila Sakti didirikan sebagai memorial peristiwa pembunuhan petinggi-petinggi TNI Angkatan Darat pada 30 September 1965, seperti dikutip dari laman Dirjen Kemendikbudristek, Kamis (14/9/2023).
Peristiwa inilah yang kemudian dikenal sebagai Peristiwa Gerakan 30 September 1965/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI).
Pada kompleks yang dikelola oleh Pusat Sejarah TNI ini, terdapat beberapa bangunan bersejarah yang masih asli dan beberapa bangunan serta monumen yang dibangun kemudian.
Baca juga: 5 Tips Wisata ke Monumen Pancasila Sakti, Bawa Uang Tunai
Bangunan yang masih relatif asli antara lain rumah tua yang dulunya digunakan untuk menyusun komando pembunuhan petinggi-petinggi angkatan darat pada peristiwa G30S/PKI.
Monumen Pancasila Sakti terdiri dari beberapa tempat bersejarah, yang tersebar di area indoor dan outdoor.
Antara lain ada Sumur Tua tempat pembuangan jenazah tujuh Pahlawan Revolusi, Rumah Penyiksaan, Rumah Pos Komando, Dapur Umum, Ruang Relik.
Lalu, Ruang Pameran Foto Dokumenter, koleksi mobil peninggalan Pahlawan Revolusi, Monumen Pancasila Sakti (Patung Pahlawan Revolusi dan relief), Museum Paseban, serta Museum Pengkhianatan PKI.
Perjuangan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), khususnya TNI-AD dalam mempertahankan Pancasila sebagai Ideologi negara dan bangsa, menjadikan Partai Komunis Indonesia (PKI) memusuhi TNI-AD.
Akhirnya, PKI melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap beberapa Perwira Tinggi TNI-AD dalam peristiwa G30S/PKI pada 1 Oktober 1965, seperti dikutip laman Pusat Sejarah TNI.
Baca juga: Aturan Berkunjung ke Monumen Pancasila Sakti, Dilarang Merokok
Perwira-perwira tersebut dibunuh, kemudian jenazahnya dikubur dalam sebuah sumur di Desa Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Sebagai penghargaan kepada mereka, Pemerintah Republik Indonesia memberikan gelar Pahlawan Revolusi.
Adapun untuk mengenang, menghormati, dan menghargai jasa-jasa para pahlawan Revolusi, Jenderal TNI Soeharto sebagai Menteri/Panglima Angkatan Darat pada saat itu, punya gagasan untuk membangun monumen sekaligus peringatan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Monumen ini dibangun di atas tanah seluas 14,6 hektar pada pertengahan Agustus 1967. Lalu, diresmikan pada 1 Oktober 1973 oleh Presiden Soeharto, bertepatan dengan hari Peringatan Kesaktian Pancasila.
Monumen Pancasila Sakti berlokasi di Jalan Raya Pondok Gede, Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Kota Jakarta Timur.
Monumen ini beroperasi setiap hari, termasuk hari Sabtu, Minggu, dan tanggal merah atau libur nasional. Jam operasionalnya mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 15.30 WIB.
Baca juga: Cara ke Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya Naik Kendaraan Pribadi
Adapun harga tiket masuknya mulai Rp 3.000 untuk pelajar atau mahasiswa, dan Rp 5.000 untuk dewasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.