JAKARTA, KOMPAS.com - Saat mengunjungi Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur, sempatkanlah mampir ke tiga rumah yang ada di dekatnya. Salah satunya Rumah Pos Komando atau Pos Komando.
Rumah satu lantai ini, menurut Buku Panduan Monumen Pancasila Sakti, menjadi tempat briefing (pengarahan) Pasukan Pasopati sebelum melaksanakan gerakan pada 30 September 1965-1 Oktober 1965.
Baca juga:
Dilaporkan oleh Kompas.com, Selasa (27/9/2022), Pasukan Pasopati bertugas menangkap sejumlah jenderal yang jadi sasaran dalam peristiwa G-30-S (Gerakan 30 September).
"(Rumah Pos Komando) digunakan sebagai tempat rapat-rapat. Jadi sebelum mereka melakukan pergerakan, mereka rapat terlebih dahulu di Pos Komando," tutur Baur Bin Info Monumen Pancasila Sakti, Serma Muhammad Soleh kepada Kompas.com, Selasa (12/9/2023).
Dibandingkan rumah Dapur Umum yang sudah tidak asli dan dibangun lagi di tempatnya semula, bangunan Pos Komando sebagian besar masih asli.
"(Rumah Pos Komando) 80 persen itu masih asli. Separuh tembok, separuh bilik sama kayu. Bilik kayu ini sudah diganti karena sudah banyak dimakan rayap," ujar Soleh.
Beberapa barang di Pos Komando masih asli, antara lain mesin jahit, lemari kaca, balai di kamar depan, tempat tidur, meja, dan kursi.
Sementara itu, barang-barang yang merupakan replika, di antaranya tempayan, lampu tempel, dan balai di kamar belakang.
Baca juga: