JAKARTA, KOMPAS.com - Di salah satu sisi Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur, terdapat tiga rumah yang jadi saksi bisu peristiwa G30S pada tahun 1965. Salah satunya Dapur Umum.
Bangunan satu lantai ini termasuk bangunan yang sudah tidak asli karena terbuat dari kayu.
Baca juga:
"Dapur Umum tidak asli karena semuanya (materialnya, terdiri dari) bilik sama kayu," ujar Baur Bin Info Monumen Pancasila Sakti, Serma Muhammad Soleh kepada Kompas.com, Selasa (12/9/2023).
Rumah tersebut, lanjut Soleh, akhirnya dirobohkan, kemudian dibangun kembali di tempatnya yang semula.
Kendati demikian, saat memasuki Dapur Umum, pengunjung bisa melihat sejumlah barang peninggalan yang masih asli, antara lain meja, kursi, almari, tempat tidur, wajan, dan dandang.
Sementara itu, barang-barang lainnya yang ada di dalam rumah tersebut adalah replika, di antaranya balai, lampu tempel, tempayan, tungku, gayung, dan rak piring.
Berdasarkan Buku Panduan Monumen Pancasila Sakti, Dapur Umum dulunya milik salah seorang warga bernama Ibu Amroh.
Selepas ditinggal Ibu Amroh, rumah tersebut dijadikan lokasi penyediaan konsumsi bagi pasukan G30S. Letaknya tidak jauh dari Serambi Penyiksaan dan Pos Komando, saksi bisu peristiwa yang mengakibatkan gugurnya enam jenderal dan satu perwira TNI AD itu.
Baca juga:
Bangunan Dapur Umum terlihat sederhana dari luar, dengan pintu-pintu kayu, jendela tinggi, serta cat warna putih dan hijau yang mendominasi.
Di bagian depannya terdapat teras dengan kursi, meja, dan papan keterangan soal fungsi rumah ini pada masa lalu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.