Versi lainnya, nama Lubang Buaya bersumber dari sebutan bahwa sungai adalah tempat berbahaya atau lubang berbahaya karena arusnya yang deras.
Tidak hanya itu, dikutip dari Tribun Jakarta dan laman Encyclopedia Jakarta Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, tahun 1986 dilakukan penelitian arkeologi di daerah ini.
Hasilnya, ada sebuah lubang yang menemebus ke dalam tanah dari permukaan. Konon, lubang tersebut dulunya menjadi habitat buaya.
Namun, menurut Soleh, saat ini sudah tidak ada buaya di daerah ini.
"Kalau sekarang sudah enggak ada," katanya.
Baca juga:
Soleh menyampaikan bahwa beberapa pohon yang ada di Monumen Pancasila Sakti masih asli, walau ada juga yang sudah ditebang karena dimakan rayap atau dianggap akan membahayakan pengunjung.
"Pohon (di) sini ada yang masih asli dan ada yang sudah tidak asli. Kalau yang asli itu dulu dibikin pot," ujar Soleh seraya menunjuk beberapa pohon di antara patung tujuh Pahlawan Revolusi dan Sumur Maut.
Dulu ada sekitar tujuh pohon yang masih asli, namun saat ini hanya tersisa sekitar tiga pohon yang masih bertahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.