Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benteng Vastenburg, Awal Mula Permukiman Eropa di Solo

Kompas.com - 21/11/2023, 16:20 WIB
Yuharrani Aisyah,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Tujuan kedua ialah Gedung Djoeang 45. Kami hanya bisa melihat dari luar pagar karena saat itu belum masuk waktu operasionalnya.

Tampak gedung megah bergaya Eropa dengan banyak jendela yang rupanya sudah termakan usia, cat jendelanya mengelupas.

Namun, itu tidak membuat identitas bangunan Eropa ini surut. Tetap terlihat berdiri kokoh dengan tembok dominan warna putih.

"Bangunan ini dulunya asrama untuk anak-anak Eropa usia enam sampai 12 tahun. Muat 120 hingga 130 anak," penjelasan Hasna menghapus rasa penasaran saya akan banyaknya jendela di gedung ini.

Menurut Hasna, banyak orang Eropa yang tinggal di luar kota atau tempat dinasnya tidak di satu tempat. Tidak memungkinkan membawa serta anak mereka.

Baca juga:

Monumen Laskar Putri Indonesia Surakarta di dalam area Gedung Djoeang 45.KOMPAS.com/YUHARRANI AISYAH Monumen Laskar Putri Indonesia Surakarta di dalam area Gedung Djoeang 45.

Asrama anak ini beralih fungsi menjadi barak tentara Belanda pada akhir 1800-an. Alih fungsi ini sebagai penunjang kekuatan Benteng Vastenburg. 

Di area ini juga dikenal sebagai Cantinestraat, merujuk pada pedagang makanan di tempat ini yang berfungsi sebagai kantin untuk para tentara.

"Fasad gedung ini tidak banyak berubah hanya ada penambahan monumen Laskar Putri Indonesia Surakarta," terang Fathan sembari menunjukkan foto lawas gedung ini pada sekitar 1800-an.

Menurut Fathan, laskar itu berisi sekumpulan pemudi yang ikut berjuang melawan Belanda di Solo dan sekitarnya pada Oktober 1945.

Menambahkan dari laman Surakarta.go.id, monumen itu diresmikan pada 1 Maret 1989 oleh Prof. DR. Haryati Soebadio, menteri sosial semasa pemerintahan Soeharto.

Saat ini, gedung tersebut menjadi tempat makan beberapa kuliner, seperti gelato, boba, dan makanan barat lainnya. Tentunya dapat dikunjungi oleh publik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com