Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malam Ini, Ada Video Mapping di Titik Nol Km Yogyakarta

Kompas.com - 01/12/2023, 09:00 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Festival video mapping dan seni cahaya yang dikenal sebagai Sumonar 2023 digelar mulai Sabtu (25/11/2023) hingga Selasa (5/12/2023) di beberapa lokasi. Salah satunya Titik Nol Kilometer di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Pada hari Jumat (1/12/2023) malam ini, pukul 18.30 WIB, direncanakan akan ada atraksi video mapping di Titik Nol Kilometer Yogyakarta.

Baca juga: Tren Hotel 2024, Bandung dan Yogyakarta Masih Paling Diminati

Lokasi tersebut dipilih lantaran berlatar heritage (warisan dari zaman dulu), sekaligus jadi pembeda acara Sumonar tahun ini dengan yang sebelumnya.

Diinisiasi oleh Jogja Video Mapping Project (JVMP) bekerja sama dengan Dinas kebudayaan DIY, Sumonar 2023 juga diadakan di Museum Affandi. 

Museum Affandi Yogyakarta.Dok. Museum Affandi Museum Affandi Yogyakarta.

Bertema Being as Such, atraksi yang ditawarkan berupa permainan seni cahaya dengan menyajikan karya maestro Indonesia yakni Affandi dan Sudjojono.

"Gelaran kali ini mengambil lokasi di museum, tak hanya mendekatkan museum kepada masyarakat tetapi juga menjadi cara baru mengajak masyarakat mengenal lebih dalam karya para maestro seni lebih dekat," kata Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Laksmi Pratiwi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/12/2023).

Sementara itu, menurut Direktur Sumonar 2023 Raphael Donny, Museum Affandi dipilih sebagai ruang presentasi utama untuk mengaktualisasi dan memaknai kembali pemikiran maestro Tanah Air.

"Karya-karya maestro seni rupa selalu menyajikan visual bernilai magis, dikolaborasikan dengan seni digital and immersive, Sumonar mencoba meluaskan jangkauan dari karya tersebut kepada masyarakat yang akrab digital di masa ini. Hal ini sebagai upaya pemaknaan kembali apa yang telah ada dan menjangkau sejauh yang telah ada," terang Donny.

Baca juga:

Penanda arah di Titik Nol Kilometer Yogyakarta.Shutterstock/Bramanyuro Penanda arah di Titik Nol Kilometer Yogyakarta.

Adapun karya kedua maestro tersebut dinilai bisa menjadi cara melihat sejarah seni rupa Tanah Air. 

Menurut Kurator Sumonar 2023, Ignatia Nilu, ia ingin menjelajahi masa lalu saat menuju masa transisi politik 2024.

Pada masa lalu, lanjutnya, sejarah memegang posisi penting dalam membangun common sense (akal sehat) atau common goal (tujuan bersama). Transisi tersebut dimaknai untuk melihat mundur sebagai refraksi masa depan.

"Melihat sejarah seni rupa indonesia sebagai identitas bangsa. Jejak kesejarahan ini coba kami telusuri melalui karya para maestro seni rupa Indonesia," ucap Nilu.

Baca juga: Beli Oleh-oleh Khas Yogyakarta di Teras Malioboro, Bisa Dapat Apa?

Dian pun berharap agar Sumonar 2023 menjadi festival seni cahaya bergengsi yang kemudian dikenal luas.

"Festival ini diharapkan mampu berdampak secara luas, menumbuh suburkan ekosistem khususnya seni cahaya di DIY dan tantangan kita untuk menjadi barometer Indonesia," ucapnya.

Baca juga:

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com