Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Aktivitas di MuseumKu Gerabah Yogyakarta, Belajar Membuat Gerabah 

Kompas.com - 09/12/2023, 20:40 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - MuseumKu Gerabah merupakan destinasi wisata baru yang berlokasi di Desa Wisata Kasongan, Bantul Yogyakarta. Wisatawan bisa menjajal beragam aktivitas wisata di MuseumKu Gerabah. 

MuseumKu Gerabah merupakan sebuah galeri yang dibangun oleh mendiang Timbul Raharjo, karenanya juga dikenal sebagai MuseumKu Gerabah Timbul Raharjo. Seniman asal Kasongan ini, merupakan mantan rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. 

Baca juga:

Magistyo Tahun Emas Raharjo, Pemilik MuseumKu Gerabah sekaligus putra mendiang Timbul Raharjo menuturkan, MuseumKu Gerabah merupakan impian sang ayah untuk mengabadikan sekaligus memperkenalkan sejarah Desa Wisata Kasongan yang lekat industri gerabah.

“Kasongan dari dulu adalah tempat perajin gerabah, di MuseumKu Gerabah ini, ada beberapa sejarah kelahiran Desa Kasongan,” tuturnya kepada Kompas.com, Jumat (8/12/2023). 

Tampak depan MuseumKu Gerabah, Kasongan, Bantul, Yogyakarta, Jumat (8/12/2023). 

Kompas.com/ULFA ARIEZA Tampak depan MuseumKu Gerabah, Kasongan, Bantul, Yogyakarta, Jumat (8/12/2023).

Museum seluas 2.000 meter persegi ini, diresmikan pada 8 November 2023 lalu. Pembangunan MuseumKu Gerabah membutuhkan waktu selama tiga tahun, hingga akhirnya dibuka untuk umum. 

Jika ingin berkunjung, MuseumKu Gerabah berlokasi di Kajen, Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. MuseumKu Gerabah buka setiap hari mulai dari pukul 08.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB. 

Aktivitas di MuseumKu Gerabah

Berikut aktivitas wisata yang dapat dilakukan pengunjung di MuseumKu Gerabah Kasongan, Bantul, Yogyakarta.

1. Melihat koleksi 

Ruang pameran di MuseumKu Gerabah, Kasongan, Bantul, Yogyakarta, Jumat (8/12/2023). 

Kompas.com/ULFA ARIEZA Ruang pameran di MuseumKu Gerabah, Kasongan, Bantul, Yogyakarta, Jumat (8/12/2023).

Pengunjung akan menjumpai beragam koleksi gerabah dan kerajinan lainnya. Total, kata Magistyo sekitar 80 hingga 100 benda. 

Selain gerabah, pengunjung bisa menjumpai kerajinan yang menjadi ciri khas mendiang Timbul Raharjo. Ada replika kuda dan singa yang berbahan dasar alumunium maupun lukisan. 

“Jadi, ada koleksi pribadi Pak Timbul dan dari Kasongan yang diambil dari perajin di sekitar,” tuturnya. 

Koleksi-koleksi tersebut terbagi menjadi tiga kategori yang berada di tiga ruangan museum. Meliputi, koleksi berkaitan dengan sejarah Kasongan, koleksi Kasongan pada masa sekarang, dan karya-karya Timbul Raharjo. 

2. Hunting foto Instagramable

Saat memasuki area MuseumKu Gerabah, pengunjung akan terpana dengan setiap sudut museum yang sangat estetis. Bahkan, setiap sudut di MuseumKu Gerabah bisa menjadi spot foto yang Instagramable.  

Tidak diragukan lagi, sebab semua desain bangunan merupakan karya mendiang Timbul Raharjo sendiri yang merupakan seniman profesional.

“Pak Timbul sendiri, semua desain layout dari Pak Timbul,” kata Magistyo. 

Detail bangunan di MuseumKu Gerabah, Yogyakarta yang dilapisi dengan kreweng alias pecahan gerabah, Jumat (8/12/20223). Kompas.com/ULFA ARIEZA Detail bangunan di MuseumKu Gerabah, Yogyakarta yang dilapisi dengan kreweng alias pecahan gerabah, Jumat (8/12/20223).

Bukan hanya estetis, setiap sudut bangunan di MuseumKu Gerabah sarat makna mengenai gerabah dan Kasongan. Misalnya, wisatawan dapat melihat bongkahan gerabah berbentuk bulat yang ditempel memenuhi dinding bangunan utama. 

Magistyo bilang, bongkahan gerabah tersebut dikenal sebagai kreweng dalam bahasa Jawa. 

“Kami menyebutnya kreweng, yaitu pecahan-pecahan kecil dari gerabah. Biasanya, kreweng ini dipakai anak-anak desa buat main,” ujarnya. 

Saat memasuki area MuseumKu Gerabah, pengunjung juga bisa menjumpai bangunan unik berbentuk bulat. Ternyata, bangunan ini merepresentasikan kendi atau tempat menyimpan air minum yang terbuat dari tanah liat. 

“Gedung besar di tengah itu idenya adalah kendi terbalik, karena Kasongan awalnya menggunakan tanah liat untuk alat masak, seperti kendi dan keren atau kompor kayu tradisional,” terangnya. 

Baca juga:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com