Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-kebakaran Museum Nasional, 715 Koleksi yang Terdampak Sudah Ditangani

Kompas.com - 22/11/2023, 15:21 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

KOMPAS.com - Pasca-peristiwa kebakaran yang melanda Museum Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, pada September 2023 lalu, proses penyelamatan koleksi yang terdampak masih berjalan. Sebanyak 715 koleksi dari 817 koleksi yang terdampak sudah ditangani.

Rinciannya, per Rabu (1/11/2023), ada 715 koleksi yang sudah teridentifikasi, sedangkan 712 di antaranya masuk tahap klasifikasi. Informasi tersebut dilaporkan oleh Tim Khusus Penanganan Unit Museum Nasional Indonesia.

Baca juga: Kedutaan Perancis Bantu Percepatan Pemulihan Museum Nasional Indonesia

Sebagai informasi, ada empat tahap pelaksanaan penyelamatan koleksi yang terdampak yaitu tahap evakuasi, tahap identifikasi, tahap klasifikasi, dan tahap konservasi.

Adapun saat tahap konservasi atau tahap akhir meliputi empat langkah yaitu observasi, sampling, analisis, dan remediasi, yang berlanjut dengan restorasi.

"Focus group discussion (FGD) bersama dengan para ahli telah dilakukan pada pertengahan bulan Oktober guna menghasilkan rekomendasi terkait penanganan pasca-klasifikasi, kebutuhan SDM (sumber daya manusia) dan keterlibatan para pihak yang dibutuhkan untuk penanganan di tahap selanjutnya, yaitu tahap restorasi," jelas Kepala Museum dan Cagar Budaya (MCB), Ahmad Mahendra lewat keterangan resmi, Rabu (22/11/2023).

Baca juga:

171 koleksi masuk klasifikasi berat dan butuh remediasi cepat

Tim konservator melakukan proses klasifikasi koleksi Museum Nasional Indonesia di Jakarta Pusat.Dok. Museum dan Cagar Budaya Tim konservator melakukan proses klasifikasi koleksi Museum Nasional Indonesia di Jakarta Pusat.

Dari hasil analisis dan rekomendasi, ada 171 koleksi yang masuk klasifikasi berat sehingga butuh proses remediasi cepat. Koleksi ini utamanya terbuat dari besi dan tembaga.

Hal ini disebabkan koleksi yang terdampak telah terkontaminasi material lainnya. Jika tidak lekas ditangani, dampaknya akan lebih berat. 

Sementara itu, uji sampling gelombang pertama telah dilakukan Oktober 2023 lalu di Laboratorium Balai Konservasi Borobudur. Selanjutnya saat ini telah memasuki tahap uji sampling gelombang kedua. 

Baca juga:

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com