Pada zaman dahulu, kawasan yang berdiri sejak masa Kerajaan Sriwijaya ini berkembang menjadi pusat penting ajaran Buddha.
Hal tersebut menarik sejumlah tokoh dan cendekiawan dari seluruh Asia untuk datang. Salah satunya guru Buddha ternama, Atisha Dipamkara Srijnana.
Perjalanan Atisha ke Suvarnadvipa (Sumatera) saat itu menjadi penanda betapa pentingnya wilayah tersebut sebagai penghubung pembelajaran dan praktik Buddhisme.
Atisha disebut menghabiskan 12 tahun belajar di bawah bimbingan Serlingpa, salah seorang guru tersohor pada abad ke-10.
Periode tersebut tidak hanya memperkaya perjalanan spiritual Atisha, tapi juga menjadi dasar dari pengaruh besar terhadap Buddha Mahayana di Tibet dan sekitarnya.
Baca juga:
Pada Senin (5/2/2024), Indonesian Heritage Agency (IHA) menyatakan bahwa upaya revitalisasi KCBN Candi Muarajambi telah dimulai.
Menurut keterangan dari badan layanan umum di bawah Kemendikbudristek ini, upaya ini menjadi bagian dari misi IHA untuk mengembalikan peran kawasan tersebut sebagai pusat pendidikan dan spiritual bagi masyarakat.
(Plt.) Kepala BLU Museum dan Cagar Budaya (BLU MCB), Ahmad Mahendra menyatakan, tujuannya adalah meremajakan fungsi sejarah kawasan tersebut.
"Tujuan kami adalah untuk meremajakan fungsi sejarah Muarajambi sebagai pusat pembelajaran dan pendidikan spiritual sehingga menegaskan signifikansinya sebagai situs warisan global," tutur Ahmad.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.