Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Overtourism dan Penyebabnya?

Kompas.com - 17/02/2024, 19:13 WIB
Krisda Tiofani,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Istilah overtourism (wisatawan berlebih) sebenarnya sudah lama muncul. Beberapa destinasi wisata, seperti Bali, Barcelona, dan Amsterdam, masuk daftar prediksi terkena overtourism sejak 2018 lalu oleh Conde Nast Traveler.

Bahkan, terbaru, Bali kembali masuk daftar destinasi yang berpredikat overtourism pada 2023 lalu menurut CNN.

Pengamat Pariwisata sekaligus Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana Bali, I Gede Pitana menyampaikan bahwa sesungguhnya overtourism tidak bisa hanya diukur berdasarkan jumlah wisatawan.

"Overtourism itu indikatornya sangat kualitatif, di mana masyarakat lokal sudah mulai terasa terganggu dengan wisatawan," kata Pitana saat dihubungi Kompas.com, Jumat (16/2/2024).

Ilustrasi overtourism di Brasil.SHUTTERSTOCK/Thiago B Trevisan Ilustrasi overtourism di Brasil.

Sama halnya dengan warga lokal, wisatawan juga merasa terganggu dengan banyaknya wisatawan lain yang menikmati satu obyek wisata, bila terjadi overtourism.

Ia mencontohkan Bali dan Singapura. Meskipun Pulau Dewata lebih luas daripada Negeri SInga, tetapi jumlah wisatawan Singapura sempat lebih banyak daripada Bali pada tahun 2023.

"Wisatawan Singapura sampai 10 juta lebih, tetapi enggak ada yang bilang overtourism," ujar Pitana.

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Overtourism karena infrastruktur

Tulisan Bali di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Selasa (19/12/2023).KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Tulisan Bali di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Selasa (19/12/2023).

Menurut Pitana, penyebab overtourism di Bali adalah infrastrukturnya. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya jalan yang tidak begitu luas, padahal toko-toko berjejeran.

Akhirnya, tidak ada ruang untuk parkir dan memakan badan jalan untuk orang-orang menepikan mobil atau motornya.

"Dulu mungkin tidak masalah karena orang Bali tidak punya mobil. Sekarang, rata-rata satu keluarga punya satu atau dua mobil," tuturnya.

Belum lagi, tambahnya, penumpukan wisatawan di satu sisi di Bali selatan, seperti di Kuta, Jimbaran, Nusa Dua, dan Uluwatu.

Sementara itu, wisatawan di sisi Bali utara tak seramai Bali Selatan. Pitana menyebut, keberadaan bandara menjadi penyebab terbesarnya.

Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai terletak di sisi Bali selatan sehingga bisa memicu banyak wisatawan mampir ke tempat wisata terdekat.

Alasan lainnya, lanjut dia, adalah budaya. Wisatawan yang datang ke suatu tempat, seperti Bali, dan tidak mengikuti budaya setempat, bisa mengganggu warga lokal.

Aktivitas wisatawan yang mengganggu, membuat warga lokal merasa tidak membutuhkan wisatawan sehingga muncullah overtourism.

"Ada wisatawan yang naik sepeda motor dengan gayanya sendiri. Tanpa baju, hanya pakai bikini, dan berhenti seenaknya," ucap dia.

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

Travel Update
Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com