”Melihat tren selama beberapa hari terakhir menjelang Lebaran, okupansi hotel di Yogyakarta, baik yang berbintang maupun melati, bakal menurun,” kata Wakil Ketua Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DI Yogyakarta Herman Tony, di Yogyakarta, Jumat (25/7/2014).
Menurut dia, hingga Jumat atau H-3 Lebaran, okupansi hotel di Yogyakarta baru 40-50 persen. Padahal, pada periode sama tahun lalu, okupansi hotel di Yogyakarta sudah lebih dari 60 persen. Bahkan, biasanya, pada sehari atau dua hari setelah Lebaran, okupansi hotel di Yogyakarta bisa mencapai 100 persen. ”Kemungkinan akan ada penurunan 10-20 persen dibandingkan tahun lalu,” ujar dia.
Faktor lain yang membuat okupansi hotel di Yogyakarta turun adalah persaingan yang ketat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik DIY, jumlah hotel di Yogyakarta sampai awal tahun 2013 adalah 401 unit, terdiri dari 39 hotel berbintang dan 362 hotel non bintang.
Ketua DPD BPD PHRI DIY Istidjab Danunagoro menyatakan, hotel-hotel yang menjadi favorit para tamu adalah hotel yang berlokasi di sekitar kawasan wisata Malioboro. Beberapa hotel di sekitar Malioboro, misalnya, biasanya memiliki okupansi lebih tinggi daripada wilayah lain.
Sebaliknya, okupansi hotel di daerah wisata Batu, Jawa Timur, selama libur Lebaran 2014 mencapai 70 persen. Ketua PHRI Batu Uddy Syaifudin mengaku, okupansi tinggi terjadi pada 28 dan 29 Juli. Di Batu, terdapat 90-an hotel berbintang dan non bintang yang tergabung dalam PHRI dengan jumlah kamar sekitar 3.500 unit.
Guna menggaet tamu agar tinggal lebih lama, PHRI menjalin kerja sama dengan pelaku wisata di Batu. Pelaku wisata akan membuat program, seperti tarif murah untuk kunjungan selama dua hari. (HRS/WER)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.