Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkawan Kabut di Hutan di Kedah, Gayo Lues, Aceh

Kompas.com - 18/12/2014, 13:15 WIB
"KEDAH merupakan salah satu pintu masuk untuk menuju puncak Leuser,” ujar Rajali Jemali, pengelola Rainforest Lodge Kedah, yang menemani rombongan kami menembus kabut tipis mendaki kaki Gunung Leuser pada awal Desember ini.

Ia dan Usman, seorang pemandu yang selalu riang dan kerap dipanggil Mister Happy oleh para turis mancanegara ini, sudah tak terhitung lagi berapa kali mencapai puncak Leuser, menemani para pendaki selama sekitar dua minggu perjalanan pergi dan pulang.

“Perjalanannya naik dan turun, kadang harus merangkak dengan barang logistik di punggung, masuk ke sela-sela pohon tumbang di jalan,” ungkap Usman menggambarkan beratnya perjalanan menuju puncak Leuser. Badannya mungil, namun saat baju lengan panjangnya tersibak atau ia menggulung celana panjangnya hendak menyeberang sungai, otot-otot di kaki dan tangannya mencuat menampilkan tubuhnya yang kekar.

Baru saja kami berjalan menanjak selama kira-kira setengah jam, tiba-tiba anggota rombongan di depan, tersebar di bawah pepohonan. Tanpa bersuara, Usman mendekati saya dan menunjuk ke pucuk pohon yang mengarah ke lembah. Di sana, seekor orangutan muda dengan perut yang membuncit duduk sambil memegang patahan dahan. Rambutnya yang tampak tebal berwarna merah, bagaikan menyala-nyala disinari matahari pagi di atas kanopi hutan.

Hingga hampir setengah jam ke depan, ia masih saja berada di atas sana sambil sesekali berpindah pepohonan dan mencari makanan, kemudian menghilang ditelan kerimbunan dedaunan di kejauhan. Jali mengatakan, ia melihat seorang orangutan lagi selain si gendut satu itu, namun satwa itu berada di belakang kami.

Perjalanan kembali diteruskan. Tak sampai lima belas menit kami berjalan, tiba-tiba di kejauhan, pepohonan nampak terusik. Di sela dedaunan, tampak sosok ramping primata kedih (Presbytis thomasii), yang dikenal juga dengan nama Thomas Leaf Monkey, berayun dari satu dahan ke dahan lainnya. Sebelumnya, suara siamang di punggungan sebelah kiri terdengar membahana menemani perjalanan kami.

“Ada tiga paket perjalanan yang bisa dipilih oleh turis,” ujar Jali. Lamanya mulai dari satu, hingga tiga hari. Jika pengunjung memilih waktu tiga hari, “vegetasi di atas sudah dipenuhi oleh lumut. Walaupun binatang besar yang dijumpai akan berkurang, namun ada banyak anggrek dan burung di sepanjang jalur ini. Termasuk kantong semar berwarna-warni,” pungkas Jali.

Ekowisata di kawasan yang terletak di dekat dengan Dusun Kedah, Kabupaten Gayo Lues ini, dikembangkan oleh IFACS yang merupakan salah satu program USAID, bekerjasama dengan Indecon, sebuah organisasi nirlaba yang bergerak dalam pengembangan dan promosi ekowisata di Indonesia.

(Titania Febrianti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

Hotel Story
5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

Travel Tips
3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

Travel Update
Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Jalan Jalan
The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

Travel Update
Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Jalan Jalan
Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Travel Update
Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Travel Update
Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Travel Update
Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta Akan Buka Kembali Juni 2024

Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta Akan Buka Kembali Juni 2024

Travel Update
Warga Venesia Protes Pemungutan Biaya Masuk untuk Turis

Warga Venesia Protes Pemungutan Biaya Masuk untuk Turis

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com