Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekowisata di Purwakarta Mulai Menggeliat

Kompas.com - 05/03/2015, 17:45 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sebuah kampung di kaki Tebing Parang mulai mengembangkan pariwisata berbasis konservasi atau lebih dikenal dengan istilah ekowisata. Warga Kampung Cihuni memanfaatkan potensi yang ada di sekitar tempat mereka tinggal.

“Sebelumnya dulu pembuangan sampah warga Cihuni. Kebiasaan warga membuang sampah, anggota Badega lalu membersihkannya. Lama-kelamaan malu untuk buang sampah. Gak pernah menegur," kata Wawan Lukman Hidayat, Kepala Pengelola Badega Gunung Parang kepada Kompas Travel beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan penamaan Badega berdasarkan pemberian Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi yang menginginkan warga Kampung Cihuni menjadi penjaga Gunung Parang. Bupati beralasan karena kelompok Badega Gunung Parang diharapkan dapat untuk menjaga sekeliling Gunung Parang dari penebangan gunung liar, pembunuhan satwa, dan penambangan liar.

Badega Gunung Parang menawarkan wisata berbasis konservasi seperti wisata budaya, petualangan, dan kuliner. Pengelola mengajak wisatawan untuk mengenal tradisi Kampung Cihuni melalui melihat permainan tradisional, menanam padi, mendaki Gunung Parang, hingga menjelajah sawah, bukit, hingga Waduk Jatiluhur.

“Kami ini menjual alam sebagai daya tarik wisata. Maka dengan sendirinya kami harus menjaga alam itu. Salah satunya dengan cara mengajak wisatawan ikut merasakan kehidupan kampung di sini," tutur Wawan.

Kompas.com / Roderick Adrian Mozes Suasana di area wisata alam Badega Gunung Parang, Kampung Cihuni, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (27/2/2015). Badega Gunung Parang merupakan obyek wisata alam yang menawarkan pengalaman berpetualang memanjat tebing hingga mendaki gunung kepada pengunjung.

Ia mengatakan tahun 2014 lalu ada sekitar 5.000 wisatawan yang datang ke Badega Gunung Parang. Wisatawan berasal dari anak-anak sekolah, komunitas hingga para pemanjat. Wisatawan datang dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, negara Asia seperti Jepang, Singapura hingga negara-negara Eropa seperti Perancis, Jerman.

Badega Gunung Parang masih dalam tahap pengembangan. Dari rencana awal, pengelola akan membangun tujuh zona yaitu zona Bale Semah, Bale Ngaso, agrowisata, camping ground, outbond, climbing, dan tangeuk payawangan. Sementara yang baru dibangun zona Bale Semah, Bale Ngaso, dan agrowisata.

Wawan menjelaskan dari zona-zona tersebut, wisatawan dapat membaur dengan alam dan dapat mengambil nilai-nilai kehidupan dengan cara konservasi yaitu menjaga habitat tumbuhan, hewan, dan sungai. Wisatawan akan mendapat banyak manfaat belajar dari alam.

“Supaya tujuan pengembangan ekowisata Badega lancar, kami mengharapkan kerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Purwakarta," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com