JAKARTA, KOMPAS.com - Apa oleh-oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya setelah menjadi salah satu pembicara utama dalam Konferensi Pertama Dunia Tentang Pariwisata Bagi Pembangunan, di Beijing, China, pada 19-20 Mei 2016?
Menurut Arief Yahya di Jakarta, Minggu (22/5/2016), Indonesia menjadi contoh nyata bahwa pengembangan pariwisata bukan saja dapat menurunkan angka kemiskinan tetapi juga menjadi cara yang cepat dan mudah untuk menaikkan taraf hidup, kesejahteraan, mendongkrak GDP, dan menaikkan indeks kebahagiaan hidup.
"Ini kali pertama, Indonesia menempatkan pariwisata sebagai prioritas utama, selain infrastruktur, maritim, energi dan pangan," kata pria kelahiran Banyuwangi, 2 April 1961 itu.
Ia optimistis pariwisata adalah solusi yang ampuh untuk menyelesaikan problem kemiskinan.
Arief Yahya menjadi pembicara utama pada sesi pertama konferensi yang diselenggarakan oleh Badan PBB untuk Pariwisata Dunia (UN-WTO) dan CNTA (China National Tourism Administration) atau Kementerian Pariwisata China dengan moderator Martin Barth selaku President of Tourism Forum Lucerne Swiss.
Dalam sesi itu, Arief tampil bersama pembicara lain, seperti, Jose Gustavo Santos (Menpar Argentina), Aisha Muhammed Mussa (Menbudpar Ethiopia), Elvas Gustas (Menpar Lithuania), dan Ketevan Bochorishvili (Wakil Menteri Ekonomi dan Pembangunan Berkelanjutan Georgia).
"Ketika presiden sudah menetapkan sektor pariwisata menjadi prioritas, semua problematika kepariwisataan dengan cepat akan menemukan solusinya," katanya.
Arief menambahkan, pernyataannya itu menjadi berita di berbagai media negeri tirai bambu itu, termasuk "China Daily".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.