Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Liburan Anti-Mainstream di China, Main ke Laboratorium Nuklir Bawah Tanah

Kompas.com - 21/10/2016, 07:14 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

KOMPAS.com - Berencana pergi ke China untuk liburan tapi tak ingin mengunjungi obyek wisata yang mainstream seperti Tembok Besar China? Cobalah menyambangi Distrik Chonggqing yang berada di barat daya Kota Beijing.

Di sana, terdapat sebuah pusat laboratorium nuklir di China bernama 826 Nuclear Military Plant dibuka untuk wisatawan. Pusat pengembangan nuklir itu dulunya adalah tempat rahasia nomor 1 milik pemerintah Beijing yang dibangun jauh bawah kedalaman tanah.

"Tempat ini sekarang terbuka untuk wisatawan asing dan juga memungkinkan kerja sama di luar negeri. Sejauh ini, tidak ada orang asing telah mengunjungi tempat pembuatan nuklir ini," kata pengelola 826 Nuclear Military Plant, Yang Yan seperti dikutip China Daily.

(BACA: Toilet di China Ini Nyaris Transparan)

Di sana, wisatawan akan disuguhkan dengan permainan warna-warna lampu yang mencolok. Wisatawan juga diajak untuk berkeliling untuk mengamati sejarah nuklir di 826 Nuclear Military Plant.

"Tur memakan waktu tiga jam. Wisatawan harus mengikuti instruksi pemandu. Jika tidak, mereka akan tersesat di terowongan besar," kata Yang.

(BACA: Bocah 11 Tahun Tanpa Kaki Berhasil Taklukkan Gunung di China)

Laboratorium ini memiliki terowongan sepanjang lebih dari 20 kilometer. Wisatawan bisa berjalan di 18 terowongan utama dan lebih dari 130 jalan, percabangan goa, terowongan dan terowongan vertikal.

Dok. Australscope Laboratorium Nuklir Cina 816 Nuclear Military Plan baru dibuka untuk wisatawan secara umum.
"Terowongan bawah tanah ini ini tidak pernah digunakan ke dalam operasi atau tempat menyimpan bahan nuklir. Tidak perlu khawatir tentang radiasi. Tempat ini aman untuk masuk," kata Yang.

Terowongan terbesar yakni tempat reaktor nuklir memiliki tinggi hampir 80 meter dan lebar 25 meter. Tempat itu seluas 13.000 meter persegi atau hampir 10 persen dari total luas laboratorium.

Sejarah mencatat, pembangunan 826 Nuclear Military Plant dimulai tahun 1966 saat China mulai berperang dengan Uni Soviet. Perang yang dikenal dengan sebutan Sino-Soviet di perbatasan kedua negara tersebut menyebabkan 800 tentara China tewas dan 100 tentara di pihak Rusia. 

Ingin balas dendam, China mencoba segera membuat bom nuklir dengan membuat laboratorium nuklir. Sejak tahun 1984, tempat ini mulai jarang dipakai, lalu pada tahun 2002 resmi tak dipakai oleh militer. Pemerintah setempat mulai mencanangkan 826 Nuclear Military Plant sebagai tempat wisata.

Pembangunan laboratorium ini memakan waktu 17 tahun dan melibatkan lebih dari 60.000 tentara. Setidaknya 100 tewas dalam proses pembangunan.

Sebelumnya, sebagian kecil area laboratorium nuklir ini sempat dibuka untuk masyarakat China pada tahun 2010. Tentara melakukan penjagaan di pintu dan pengunjung mesti menyiapkan surat untuk dapat masuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com