Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peta Kuno Penentu Nasib Indonesia

Kompas.com - 23/01/2014, 17:48 WIB
SECARIK kertas berukuran 1 meter persegi mungkin tak berarti apa-apa. Namun, kertas abad ke-16 yang memuat peta pulau-pulau di Indonesia sempat menentukan nasib Pulau Jawa.

Rumor beredar di Eropa pada akhir abad ke-16 bahwa Portugis sedang kedodoran menangani perdagangan rempah-rempah di Batavia, Jakarta tempo dulu, dan Kerajaan Belanda sedang bersiap-siap melakukan ekspedisi.

Ahli kartografi Jan Huygen van Linschoten buru-buru merampungkan bukunya yang berjudul Itinerario (terbit 1596) dan peta Indonesia lengkap dengan petunjuk navigasi (1598).

Sebelumnya, hanya Portugis yang memiliki informasi mengenai pelayaran ke dunia timur dan negeri itu menyimpan pengetahuannya rapat-rapat.

Semua tahu apa yang terjadi kemudian. Belanda datang ke Pulau Jawa dan mendirikan perusahaan multinasional pertama di dunia pada tahun 1602, Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Sejak itu, kekayaan alam Indonesia terisap ke Belanda.

Pada akhir abad ke-16 itu, pengetahuan diperoleh dari buku. ”Paman Google” yang sekarang ini sangat populer belumlah lahir. Bersenjatakan sebuah buku dan peta Van Linschoten, Belanda sukses dalam ekspansinya ke Asia, termasuk ke Indonesia yang diberinya nama Hindia Belanda.

Peta itu adalah modalnya. Terbukti bahwa pengetahuan dan kemajuan teknologi navigasi Belanda pada abad itu telah membawanya ke zaman keemasan. Dua faktor penentu ini masih berlaku hingga sekarang.

Walau sejarah membuktikan bahwa penjajahan di suatu negara hanya melahirkan ketertinggalan, seperti terjadi di banyak negara bekas jajahan, pengetahuan dan teknologi tetaplah menjadi penentu kemajuan.

HARRY BHASKARA Taman dengan air mancur di depan Perpustakaan Nasional Australia di Canberra.
Peta Van Linschoten berjudul The Moluccan Islands, in His Discours of Voyages into ye Easte & West Indies: Divided into Foure Books itu dapat dilihat di Perpustakaan Nasional Australia, Canberra.

Peta itu beserta puluhan peta kuno lain terpampang rapi di pameran bertajuk ”Mapping Our World: Terra Incognita to Australia” yang bercerita tentang mimpi dan penjelajahan orang Eropa ke dunia selatan sepanjang 3.000 tahun.

Peta Van Linschoten memuat Pulau Jawa, Borneo, dan pulau-pulau di Maluku. Walau berwarna kuning kusam, garis-garis batas pulau dan nama-namanya masih jelas. Namun, pihak museum tidak mengizinkan pengunjung memotret peta-peta ataupun koleksi lain yang tersimpan di dalamnya.

Pameran yang berlangsung dari 7 November 2013 sampai 10 Maret 2014 itu juga berkisah tentang peta Australia yang baru dibuat pertama kali tahun 1744.

Tampaknya Eropa lebih dulu tertarik kepada Asia, termasuk Indonesia, daripada benua besar di bumi belahan selatan ini.

Pada abad ke-15, negara-negara Eropa, dipacu oleh kemajuan teknologi pelayaran, berlomba-lomba mengarungi lautan ke selatan. Tujuan utamanya adalah untuk berdagang dan menemukan daerah baru.

Informasi-informasi yang dikumpulkan dalam pelayaran ini diberikan kepada para ahli kartografi untuk pembuatan peta. Dari sinilah orang Eropa untuk pertama kali berhasil membuat peta dunia.

HARRY BHASKARA Gedung baru parlemen di ibu kota Australia, Canberra, yang digunakan sejak tahun 1989.
Imajinasi manusia ternyata merupakan kekuatan yang luar biasa. Sebelum teknologi pelayaran berkembang, Macrobius dengan daya imajinasinya percaya bahwa ada orang hidup di belahan bumi selatan yang berdiri dengan kaki yang bertolak belakang dengan orang-orang di Eropa. Dengan kata lain, ia memvisualisasikan sebuah bumi yang bulat. Dan, begitulah peta kuno buatan Macrobius yang ada di pameran ini. Peta kuno yang tampak sangat sederhana, tetapi memuat sebuah kebenaran yang kemudian terbukti, ini terkesan seperti lukisan anak sekolah dasar.

Zaman keemasan Belanda mendapat tempat tersendiri di pameran ini, dimulai dari akhir abad ke-16 dengan bantuan peta Van Linschoten.

Mungkin karena terbius oleh keindahan dan kekayaan alam Indonesia, Belanda tak sempat merampungkan peta Australia kala itu.... (Harry Bhaskara)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Jalan Jalan
Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Travel Update
Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Jalan Jalan
Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com