Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mimpi Buruk di Titik Keberangkatan

Kompas.com - 01/04/2015, 14:23 WIB
GERIMIS masih enggan pergi pada Jumat subuh dua pekan lalu saat kami hendak bertolak menuju Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Berhubung tak ada informasi yang jelas soal keberangkatan kapal, kami langsung menuju Pelabuhan Muara Angke. Tak terbayang ”mimpi buruk” yang menunggu di pelabuhan tersebut.

Ada dua dermaga di Pelabuhan Muara Angke, yakni Kali Adem dan Muara Angke. Pertama, kami menuju Kali Adem untuk naik kapal penumpang yang dioperasikan Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta. Untuk menuju ke sana, taksi yang kami tumpangi berjalan di jalur sempit yang dipenuhi gerobak nelayan. Genangan di badan jalan, dan bau amis tercium.

Rupanya tak ada kapal beroperasi dari dermaga itu. Sudah sejak Desember 2014, 12 unit kapal cepat dari Kali Adem berhenti beroperasi karena RAPBD 2015 belum disetujui.

Kami buru-buru menuju Dermaga Muara Angke, tempat keberangkatan kapal kayu penangkap ikan yang dimodifikasi menjadi kapal penumpang. Area parkir gelap. Genangan hitam ada di mana-mana, campuran sisa rob dan limbah pasar ikan. Untuk mencapai kapal, kami harus berjalan melompati bibir dermaga dan kapal yang parkir di sisi paling pinggir.

Fungsi asli dermaga ini memang untuk pendaratan ikan. Namun, kini dermaga ini menjadi penghubung menuju Kepulauan Seribu.

Tidak aman

Para awak kapal tradisional atau biasa disebut ojek kapal sudah lama meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk bisa sandar di Dermaga Kali Adem. Namun, permintaan itu ditolak lantaran ojek kapal dinilai tidak aman dan tidak memenuhi standar kapal penumpang.

Biasanya, ojek kapal terdiri atas dua dek. Tidak ada kursi. Penumpang duduk lesehan di lantai kapal beralas terpal. Tarifnya Rp 40.000 per orang.

Berdasarkan data di Pelabuhan Pulau Tidung, pada hari biasa, hanya ada satu kapal dari Muara Angke ke Pulau Tidung. Saat akhir pekan, ada setidaknya 13 kapal yang beroperasi karena banyak wisatawan. ”Pada hari biasa, penumpang 50-100 orang. Pada hari libur, penumpang 2.000-3.000 orang,” kata Kepala Pelabuhan Pulau Tidung Chaerul.

KOMPAS/RADITYA HELABUMI Penumpang berjejalan di lantai kapal saat perjalanan dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, menuju Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Jumat (13/3/2015). Pulau Tidung merupakan salah satu pulau wisata di Kepulauan Seribu yang dikunjungi banyak wisatawan. Kapal kayu tradisional menjadi transportasi utama menuju kawasan ini karena kapal cepat milik pemerintah tidak beroperasi.
Sebenarnya, pengunjung bisa berangkat dari Dermaga Marina Ancol. Namun, tarifnya Rp 140.000 pada hari biasa dan Rp 160.000 saat akhir pekan.

Informasi yang minim dan infrastruktur transportasi yang kurang memadai ke Pulau Tidung diakui Bupati Kepulauan Seribu Tri Djoko Margianto.

”Seharusnya kapal-kapal dari Kali Adem tetap bisa beroperasi. Harus ada antisipasi bila APBD terhambat,” katanya.

Menurut Tri Djoko, pihaknya kini sedang mempersiapkan sistem informasi manajemen kapal penumpang yang baik serta sistem keamanan dan kenyamanan penumpangnya terjamin.

Tak hanya masalah dermaga, bahan bakar untuk kapal pun belum tersedia di Pulau Tidung. Menurut awak salah satu ojek, Boya, kebutuhan BBM kapal dipenuhi dari Jakarta. Karena tak bisa beli dalam jumlah banyak, awak kapal terpaksa membayar uang lebih kepada seseorang yang memiliki akses membeli solar di Muara Angke.

Harga 1 liter solar yang normalnya Rp 6.400 dibeli seharga Rp 9.000. Satu kapal memerlukan 330 liter solar untuk rute pergi-pulang Muara Angke-Pulau Tidung.

Leman (45), awak kapal lain, mengatakan, mereka telah mengusulkan kepada pemerintah daerah agar disediakan SPBU di Pulau Tidung. Namun, usulan itu belum berbalas. Menurut Camat Kepulauan Seribu Selatan Arief Wibowo, berdasarkan informasi yang dia terima, belum ada keuntungan secara ekonomis dengan membuka SPBU di Pulau Tidung.

”Lokasinya juga tidak tahu mau ditaruh di mana. Bagi warga, yang penting ada BBM. Soal harga mahal, tidak terlalu dipersoalkan,” ujarnya. (Madina Nusrat/Fransisca Romana Ninik)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering Sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering Sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Travel Update
7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

Travel Update
Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Travel Update
Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Travel Update
Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Travel Update
P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Travel Update
Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Jalan Jalan
5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

Jalan Jalan
25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

Hotel Story
Barang yang Paling Sering Ditinggal Wisatawan di Bandara, Apa Saja?

Barang yang Paling Sering Ditinggal Wisatawan di Bandara, Apa Saja?

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com