Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelajah Desa-desa Sungai Merah

Kompas.com - 17/07/2015, 18:20 WIB
HARI masih pagi, persis pukul 07.00, tengah Juni lalu, minibus kami menembus kemacetan Hanoi, ibu kota Vietnam. Pemandu perjalanan, Dinh Tien Trung, meminta maaf harus memaksa kami bangun pagi demi perjalanan hari ini. ”Beginilah lalu lintas Hanoi, sedikit lagi kita terlambat, kemacetan akan menjadi,” tutur Trung.

Sontak saja, lima orang Indonesia di dalam minibus itu tertawa. ”Kalau ukurannya Jakarta, ini belum dibilang macet, Trung. Di Jakarta, yang namanya macet itu kalau mobil yang kita tumpangi berhenti sama sekali,” tutur Irwan Firdaus, Petugas Advokasi Media Oxfam di Indonesia yang turut dalam perjalanan menuju Provinsi Nam Dihn itu.

Tentu saja, Vietnam sama sekali berbeda dengan Indonesia. Vietnam adalah negara dengan bentuk wilayah serupa huruf ”S”, membentang di sepanjang pesisir timur Semenanjung Indochina. Di antara wilayah paling utara dan wilayah paling selatan di Vietnam terentang jarak 1.650 kilometer. Namun, huruf ”S” itu sungguh kurus, dengan lebar rata-rata antara wilayah paling barat dan wilayah paling timur sepanjang 50 kilometer persegi saja.

Bagian selatan negara itu, berikut Delta Sungai Mekong yang subur dan menjadi lumbung beras Indonesia itu, beriklim tropis. Sementara bagian utara Vietnam, ibu kota Hanoi berikut Delta Sungai Merah di Provinsi Nam Dinh yang akan kami kunjungi, terletak di garis batas antara iklim tropis dan subtropis (di kawasan sekitar 23 derajat Lintang Utara) dikenal memiliki iklim subtropis yang lembab. Kunjungan kami ke Hanoi yang subtropis itu bertepatan dengan musim panen buah plum dan ceri, buah yang sulit ditanam di Saigon yang beriklim tropis.

Keseharian warga

Percakapan riuh dan candaan Trung membuat dua jam perjalanan dari Hanoi tak terasakan. Kami saling bertukar cerita tentang Vietnam dan Indonesia. Vietnam seperti Indonesia, tengah bersalin dari negara agraris menjadi negara industri, dengan urbanisasi yang tinggi. Bedanya, infrastruktur dasar Vietnam sungguh memukau, juga kebersihan dan kerapian warganya.

Tapi, kami sedang meninggalkan kepenatan kota gaduh seperti Hanoi. Selepas melaporkan identitas anggota rombongan ke Kantor Komite Rakyat Provinsi Nam Dinh, minibus kami melanjutkan perjalanan ke ladang garam di Komuni (satuan permukiman setingkat kecamatan) Thien Nhan, (satuan permukiman setingkat kabupaten) Distrik Giao Thuy. Hamparan pasir yang menghitam karena basah menghampar luas, terik menyengat di ladang garam yang dibuka para petaninya sejak 1964 itu. Sejauh mata memandang, terlihat perempuan menyigi pasir dengan papan-papan kayu, mengolah air laut yang nyaris tawar oleh limpahan air tawar Delta Sungai Merah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com