Kota tersebut merupakan kota dengan durasi cukup lama yang dilintasi GMT dibanding kota lainnya. Yakni sekitar 2 menit 50 detik. Wisatawan asing memadati kawasan wisata di sana, seperti Pulau Dua, Pantai Kilo Lima, dan Teluk Lalong.
KompasTravel berkesempatan melihat GMT bersama wisatawan asing yang berasal dari Australia. Mereka merupakan peserta program FamTrip yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata.
Persiapan mereka menonton serta mengabadikan momen GMT tak kalah dari warga lokal sendiri. Mereka membawa berbagai jenis kamera, lensa, hingga drone. Mereka pun lebih memilih tempat yang sepi dibanding tempat ramai, yang banyak dikunjungi warga lokal.
Mereka memilih Pantai Kilo Lima dibanding Teluk Lalong untuk "hunting" GMT. Di sana, mereka bertemu dengan wisatawan asing lainnya, yang berasal dari Denmark, Spanyol, Perancis, dan Inggris.
Akhirnya, tepat pukul 07.00 WITA, bulan secara perlahan menutupi matahari. Hingga pukul 08.30 WITA, bulan secara total menutupi matahari. Mereka terlihat antusias dan tak henti-hentinya memotret peristiwa yang baru akan terjadi kembali di Luwuk, 350 tahun mendatang.
Salah seorang peserta Fam Trip, Grace, mengaku takjub melihat pagi hari yang seketika berubah menjadi malam hari. Kemudian, ia juga terkesima melihat bulan melintasi dan menutup sinar matahari.
"Ini adalah salah satu pengalaman paling menakjubkan dalam hidup saya. Melihat GMT di Luwuk, Indonesia bersama dengan warga dari seluruh penjuru dunia. Saya bahagia menjadi bagian sejarah ini," kata Grace, di Luwuk, Jumat (11/3/2016).
"Mata saya kadang ke atas melihat langit dan matahari. Tapi di satu sisi, saya juga harus memastikan lensa kamera saya fokus ke peristiwa itu. Ini sangat menakjubkan," kata Rob.
Ia pun mengaku menemui banyak hal berbeda ketika mengunjungi Indonesia. Dia belajar banyak hal tentang budaya Indonesia. "Banyak pelajaran yang saya dapatkan dari perjalanan ini. Sebelumnya saya belum pernah ke sini dan saya cinta Indonesia," kata Rob.
Sementara itu, Travis merasa menjadi orang yang beruntung. Sebab dapat menyaksikan fenomena GMT. Sama dengan rekannya, Travis juga membawa berbagai macam kamera dengan tripod dan lensa panjangnya.
Travis "hunting" GMT di Pantai Kilo Lima. Kebahagiaannya bertambah ketika ia dapat berbaur dengan warga lokal. "Saat bulan menutupi matahari, semuanya begitu senang dan berlari mendekati pantai. Just amazing," kata Travis.
Mereka juga berulangkali menyambangi Pantai Kilo Lima untuk snorkeling. Puas menikmati keindahan Luwuk, mereka melanjutkan perjalanan mengunjungi Tana Toraja di Sulawesi Selatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.