Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarian Lapambai, Tarian Langka Tampil di Pesta Adat Buton

Kompas.com - 24/07/2016, 08:22 WIB
Defriatno Neke

Penulis

BUTON, KOMPAS.com - Lantunan gendang dan gong terdengar sepanjang malam dari dalam galampa atau tempat pertemuan adat. Beberapa warga yang berada dalam galampa melantunkan nyanyian daerah sambil mengikuti irama gendang dan gong.

Tak berapa lama, satu per satu warga desa secara bergantian menuju di tengah galampa sambil menari dengan menggunakan selendang di tangan. Tariannya bergerak lincah sambil mengikuti nyanyian dan suara gendang.

Malam yang semakin larut dan embusan angin dingin, tak menyurutkan tokoh masyarakat dan adat untuk menghentikan tarian dalam pesta adat ‘Pidoano Kuri’ yang masih tetap dilestarikan warga Desa Wabula, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara sejak abad ke 12 hingga saat ini.

“Pesta adat ini untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen. Di pesta adat ini, gendang ini sudah bisa bunyikan di setiap ada hajatan perkawinan, gunting rambut atau sunatan, gendang sudah bisa dibunyikan,” kata Tetua Adat Wabula, La Taiso, Sabtu (23/7/2016).

KOMPAS.com/DEFRIATNO NEKE Seorang warga Desa Wabula, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, sedang menari dengan menggunakan selendang. Tarian tersebut dilaksanakan dalam pesta adat belum lama ini.
Dalam pesta adat tersebut, beberapa warga mulai menari Linda dari malam hari hingga subuh. Tarian yang dilakukan merupakan tarian tradisional yang telah ada sejak abad 11 ketika Islam belum masuk di tanah Buton.

“Dalam tarian itu, ada tarian Lapambai, ini tarian yang langka. Tarian ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu, sejak Raja Wakaka atau raja pertama masuk di sini. Kalau ada yang datang melihat tarian ini di Galampa dilarang pulang kalau tarian ini belum selesai,” ujar seorang tokoh adat lainnya, La Gapu.

Menurut La Gapu, tarian Lapambai juga merupakan tarian menghibur bagi Raja Wakaka, sehingga raja tidak jadi bersedih. Tarian Lapambai ini dilaksanakan hingga menjelang subuh.

Keesokan harinya, pada pagi hari, lantunan gendang dan gong kembali berkumandang. Beberapa laki-laki dengan menggunakan pakaian jubah adat Buton dan wanita yang mengenakan baju adat menelusuri jalan desa yang berpasir putih di tepi laut.

Warga desa kembali menuju ke Galampa yang berada di tengah kampung. Tak lama kemudian, warga desa kembali menarikan tarian Linda dan tarian Bajoge untuk kegembiraan.

KOMPAS.com/DEFRIATNO NEKE Beberapa warga melantunkan nyanyian tradisional dengan menggunakan gendang dan gong dalam pesta adat wabula, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.
Bupati Buton, Umar Samiun, yang menghadiri pesta adat tersebut sangat mengapresiasi dan mendukung budaya adat Wabula yang tetap lestari hingga saat ini.

Ia menambahkan, kegiatan pesta adat tersebut juga bisa merupakan ajang silaturrahmi dan tatap muka antara masyarakat Wabula. “Kegiatan ini juga sebagai ajang saling tukar informasi antara pemerintah daerah dengan masyarakat khususnya tentang perkembangan dan pembangunan daerah,” ucap Umar.

Ia berharap, budaya pesta adat Wabula tetap terus dijaga dan dilestarikan serta terus dilaksanakan setiap tahunnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com