Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Perjalanan Panjang Jepang di Gifu

Kompas.com - 30/11/2016, 20:39 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

 

Mengunjungi Gifu, saya sungguh takjub. Kawasan ini menyimpan catatan perjalanan Jepang kuno yang terawat baik hingga kini. Di Gifu kita akan mendapati kawasan-kawasan kuno dan juga desa trdisi. Gifu adalah kota di Jepang yang terletak di bagian tengah-selatan Prefektur Gifu, dan berkedudukan sebagai ibu kota prefektur. Kota ini berperan penting dalam sejarah Jepang karena letaknya yang strategis di Jepang bagian tengah. Pada zaman Sengoku, wilayah Gifu dijadikan markas para samurai pemimpin perang, termasuk Sait? D?san dan Oda Nobunaga yang berusaha menjadi pemersatu Jepang.

Setelah Jepang bersatu, Gifu sepanjang zaman Edo terus berkembang dan makmur sebagai kota penginapan (shukuba) di jalur Nakasend?. Kawasan Kan?-juku waktu itu merupakan kawasan yang penuh dengan rumah-rumah penginapan. Gifu selanjutnya dikenal sebagai pusat industri busana karena memiliki banyak perusahaan konfeksi. Kota ini dulunya pernah berada di bawah administrasi Distrik Atsumi sebelum Pemerintah Jepang menetapkannya sebagai kota inti.

Kota Gifu terletak di dataran rendah aluvial Sungai Nagara yang subur. Penduduk Gifu sejak zaman dulu sudah mengandalkan sumber daya alam kawasan sekeliling tempat tinggal mereka sebagai sumber penghasilan. Gifu merupakan pusat industri kertas tradisional Jepang (mino washi) dan produk-produk pertanian. Di bidang pariwisata, Gifu terkenal dengan atraksi "memancing dengan burung kormoran" di Sungai Nagara. Di tengah kota menjulang Gunung Kinka yang merupakan simbol kota sekaligus tujuan wisata andalan Kota Gifu. Di puncak gunung terdapat Istana Gifu yang dibangun sebagai replika istana Oda Nobunaga.

Diawali dari kota Hidatakayama, pagi-pagi benar kami sudah jalan menuju Miyagawa Morning Market. Di jalan lurus Miyagawa yang di tepinya mengalir Sungai MiyagaWa yang jernih dengan ikan-ikan indah berenangan di dalamnya. Seperti laiknya pasar tiban di Jawa, pasar ini juga hanya buka di pagi hari dan tutup sebelum tengah hari.

Tak di Jawa tak di Jepang, yang namanya pasar ya sama saja. Di sini dijual aneka kebutuhan. Mulai dari makanan, minuman, buah-buahan, sayuran, cenderamata, pakaian, hingga barang keperluan pribadi lainnya.

Di sini berbagai suvenir khas Takayama ditawarkan. Dari boneka sarubobo, tas kerajinan lokal, hingga makanan kecil khas Takayama.

Pasar yang buka sejak pukul 07.00 pagi ini selesai hingga pukul 11.00. Terdapat sekira 40 hingga 50 lapak, termasuk rumah penduduk yang dijadikan toko.

Kompas.com/Jodhi Yudono Salah satu stan di Pasar Pagi Miyagawa yang menjual aneka souvenir

Tradisi pasar pagi ini konon berawal dari era Edo (1603-1868). Ketika itu Takayama, yang saat itu menjadi ibukota Provinsi Hida, menjadi pusat perdagangan beras dan bunga. Ini adalah salah satu dari beberapa pasar pagi di Jepang yang membuka 365 hari setahun, dan tempat wisata yang populer.

Kami menghabiskan waktu 45 menit di sini, sebelum akhirnya menyeberang ke lokasi lain yang hanya sepelemparan batu dari Pasar Miyagawa. Kami kini menuju jalanan penuh cinderamata Kami Sannomachi.

Begitu memasuki mulut jalan, saya langsung disergap kekaguman. Bayangkanlah, kawasan yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu masih terjaga dengan baik hingga hari ini. Jalan bersejarah yang sudah ada sejak mulai zaman Edo ini berkembang sebagai kota pedagang, dengan toko berjajar disa di kanan dan kiri jalan.

Kompas.com/Jodhi Yudono Rickshaw di Jalan Kami Sannomachi

Sementara air mengalir di selokan yang terletak di bawah rumah-rumah pedagang dengan jendela yang berkisi-kisi. Sementara di sudut lainnya, banyak terdapat gudang tempat pembuatan sake. Untuk menunjukkan bahwa sake baru tersedia, pintu masuk dihiasi dengan bola daun cedar.

Hamada pemandu kami bercerita, bahwa sake terbaik dihasilkan dari kawasan ini. Segera dia menunjuk ke salah satu toko penjual sake berkualitas terbaik. Hanya dengan uang 200 yen (Rp 20.000), kita bisa mencicipi bersloki-sloki sake hingga sempoyongan.

Segala yang ditawarkan di sepanjang jalan sangat menarik perhatian. Dengan berjalan santai, Anda bisa singgah di banyak tempat dengan mudah, atau Anda bisa menumpang becak khas Jepang yang siap mengantar berkeliling kota tua.

Puas dengan segala yang ada di jalan kuno ini, perjalanan dilanjutkan ke Hida Folk Village (Hida no Sato) untuk latihan bikin sumpit. Tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya, ternyata membuat sumpit di sini memerlukan waktu, tenaga dan juga rasa untuk menghasilkan sumpit yang berkualitas. Kami pun diajari bagaimana membentuk sumpit yang ciamik. Kami tak berlama-lama di sini, sebab masih ada dua tempat wisata yang harus kami kunjungi hari ini. Yakni Desa kuno Shirakawa dan 
Tonami Tulip Galery.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Travel Update
Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com