Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Kisah Kapiten Patimura Melawan Penjajah di Pulau Saparua

Kompas.com - 16/11/2017, 14:50 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Pulau Saparua, Maluku Utara menyimpan kisah heroik sang panglima perang asal suku Alifuru, Kapitan Patimura. Keperkasaannya bisa mengoyak salah satu benteng terkuat milik VOC di Nusantara kala itu.

Jika Anda berkunjung ke Pulau Saparua, Maluku Utara, terlihat bukti-bukti sejarah yang masih otentik. Bangunan rumah Kapitan Pattimura di Dermaga Porto, lalu Benteng Duurstede yang masih utuh dengan gudang rempah dan penjaranya bisa terlihat.

(Baca juga : Itinerary Satu Hari Berkeliling Kota Ambon)

Suasana perjuangan pun kian terasa saat salah satu pemerhati sejarah Maluku yang menjadi guide KompasTravel, Olnes bercerita tentang gigihnya perjuangan masyarakat Maluku yang dipimpin Pattimura.

"Pattimura lahir dari suku Alifuru, suku asli dan tertua yang datang ke Maluku," ujarnya pada KompasTravel dalam kegiatan Culture and Culinary Trip, PT. JAS Airport Service, Minggu (12/11/2017).

Pada bulan Mei tahun 1817, Pattimura menghimpun kekuatan bersama masyarakat dari suku Alifuru di kawasan Gunung Saniri. Gunung ini dikenal sebagai tempat Pattimura menyusun strategi melawan penjajah. Ya, Pattimura memilihnya karena letaknya yang sulit dipantau Belanda.

Salah satu tour guide menujukan penjara tawanan yang masih asli di Benteng Duurstede yang ada di Pulau Saparua, Maluku Utara, Minggu (12/11/2017).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Salah satu tour guide menujukan penjara tawanan yang masih asli di Benteng Duurstede yang ada di Pulau Saparua, Maluku Utara, Minggu (12/11/2017).
"Posisinya ada di balik beberapa bukit, sulit dipantau dari benteng, juga sulit diserang dari bawah," ujar Olnes, saat rombongan wisatawan sampai di Benteng Duurstede, waktu yang sama.

Tepat di tanggal 18 Mei, Pattimura dan masyarakat Maluku kala itu menyerang VOC yang ada di Benteng Duurstade lewat jalur laut. Kala itu benteng tersebut jadi salah satu basis kekuatan VOC terbesar di Nusantara selain Batavia.

(Baca juga : Menyusuri Jembatan Merah Putih, Ikon Baru Pariwisata Ambon)

"Karena untuk menjaga rempah yang dulu sangat berharga di Maluku ini," terang Olnes.

Tak perlu hitungan hari, pasukan Pattimura pun bisa mengoyak jantung pertahanan VOC di Maluku ini. Patimura pun berjaya dengan senjata seadanya.

Pesona Pulau Saparua di Maluku Utara, dilihatr dari atas Benteng Duurstede, Minggu (12/11/2017).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Pesona Pulau Saparua di Maluku Utara, dilihatr dari atas Benteng Duurstede, Minggu (12/11/2017).
Sayangnya, menurut catatan yang ada, kejayaan Pattimura di Duurstede hanya sampai bulan Desember 1817. Mereka kalah oleh pasukan Ternate dan Tidore yang berhasil diadu domba oleh VOC untuk menyerang Pattimura.

"1500 kapal perang kerajaan Ternate dan Tidore dari Laut Banda, ditambah VOC berhasil mengepung benteng ini (Duurstede) yang dipegang Pattimura. Akhirnya mereka lari ke hutan dan bukit," kata Olnes.

(Baca juga : Hangatnya Jalan Said, Surganya Coffee Shop di Ambon)

Setelahnya, Pattimura pun berhasil ditangkap dan diadili oleh pasukan VOC.

********************

Mau paket wisata gratis ke Thailand bersama 1 (satu) orang teman? Ikuti kuis kerja sama Omega Hotel Management dan Kompas.com dalam CORDELA VACATION pada link INI. Hadiah sudah termasuk tiket pesawat (PP), penginapan, dan paket tur di Bangkok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com