Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Perlu Dipelajari Pariwisata Indonesia dari Thailand

Kompas.com - 18/01/2018, 12:16 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu keunikan pariwisata Thailand ialah bisa tetap stabil  meskipun di negara tersebut dilanda permasalahan seperti politik dan bencana alam.

Hal tersebut dipaparkan oleh Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Haryadi Sukamdani, dalam Forum Diskusi MarkPlus Center for Tourism & Hospitality di 88 Kasablanka, Jakarta, Rabu (17/1/2018).

"Ternyata salah satu kunci (pariwisata) Thailand itu, mereka stabil terus kunjungan wisatawannya meski kisruh politik, ganti raja. Jadi hotel juga revenue-nya tetap tinggi," ungkapnya saat pemaparan acara tersebut.

(Baca juga : 4 Langkah Pulihkan Pariwisata Bali Pasca-erupsi Gunung Agung)

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 Detinasi Prioritas Kementerian Pariwisata RI, Hiramsyah S. Thaib. Ia berpendapat kestabilan kunjungan wisatawan itulah yang ia pelajari saat erupsi Gunung Agung di Bali.

"Ini memang yang harus kita tiru. Mereka stabil meski ada isu yang macam-macam di negaranya, politik, SARA, bencana alam. Salah satunya berkat peran crisis center. Kita coba terapkan di Bali waktu itu," ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Wisatawan asing berada di Pura Lempuyang, Karangasem, Bali, Kamis (7/12/2017). Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan pemerintah memangkas target kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun ini dari 15 juta menjadi 14 juta wisatawan akibat erupsi Gunung Agung di Bali.ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A Wisatawan asing berada di Pura Lempuyang, Karangasem, Bali, Kamis (7/12/2017). Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan pemerintah memangkas target kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun ini dari 15 juta menjadi 14 juta wisatawan akibat erupsi Gunung Agung di Bali.
Menurutnya crisis center amat penting peranannya untuk menejemen isu pariwisata ke depan. Pada tahun-tahun yang akan datang akan diteruskan untuk isu-isu lain, terutama yang berkembang di 10 destinasi prioritas pariwisata Indonesia.

"Crisis centre Kemenpar tetap akan berjalan terus ke depan, sangat efektif untuk mengisolasi masalah supaya tidak melebar kemana-mana, dan lebih efektif ditanganinya," kata Hiramsyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com