Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Wisatawan, Bagaimana Nasib UMKM Pariwisata dan Pusat Oleh-Oleh Yogyakarta?

Kompas.com - 28/05/2020, 22:01 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Industri pariwisata menjadi salah satu yang paling terdampak dari  pandemi virus corona. Sudah dua bulan orang-orang enggan dan dibatasi bepergian.

Bagaimana para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (umkm)yang menjajakan oleh-oleh khas Yogyakarta dapat bertahan?

Terlebih dengan larangan mudik Lebaran yang membuat Yogyakarta semakin sepi kunjungan.

Baca juga: Bantuan untuk UMKM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Disiapkan Selama Corona

"Sebelum Lebaran juga tempat oleh-oleh itu pada tutup. Sehingga kalau wisatawan enggak ada, otomatis enggak ada pembeli," kata Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo, dihubungi Kompas.com, Rabu (27/5/2020).

Alhasil karena kondisi tersebut, Singgih mengatakan pelaku UMKM oleh-oleh mengubah strategi. salah satu caranya dengan menyesuaikan jumlah produksi. 

Hal ini, kata dia, merupakan keprihatinan dari sektor pariwisata yang terdampak pandemi.

Ia pun mengungkapkan situasi dan kondisi terkini dari pelaku usaha oleh-oleh di Yogyakarta yang beralih ke saluran penjualan online.

Namun, menurutnya hasil yang didapat tak sebanyak pada saat kunjungan langsung wisatawan.

Baca juga: New Normal Pariwisata Indonesia: Toilet Bersih hingga Tim Rescue

"Tentu cara-cara yang dilakukan dengan cara online, tapi oplahnya tak terlalu besar," terangnya.

Suasana di rumah produksi Dwi 888 produsen kerupuk ikan dari Kulon Progo. Kerupuk merek menjadi pajangan di banyak kios dan toko oleh-oleh di Yogyakarta. KOMPAS.com/DANI J Suasana di rumah produksi Dwi 888 produsen kerupuk ikan dari Kulon Progo. Kerupuk merek menjadi pajangan di banyak kios dan toko oleh-oleh di Yogyakarta.

Lebih lanjut Singgih mengatakan kendati tempat oleh-oleh ditutup, para pelaku UMKM tetap beraktivitas. 

Mereka mengikuti pelatihan atau pembinaan dari Dinas Koperasi dan UMKM, terkait cara berjualan online.

Selain itu ia mengaku pelaku UMKM di Yogyakarta khususnya pariwisata sudah mendapat bantuan dari pemerintah di masa tanggap darurat agar tetap bisa bertahan.

Baca juga: Bakal Seperti Apa Wisata Candi Borobudur di Era New Normal?UM

"Salah satunya memberikan gratis ongkos kirim. Jadi biaya ongkir barang oleh-oleh itu ditanggung pemerintah, gratis. Menguntungkan pihak penjual dan pembeli juga," jelasnya.

Ia menyoroti bahwa sektor pariwisata merupakan sektor yang paling luas terdampak virus corona.

"Kalau sektor pariwisata enggak gerak itu yang terdampak sangat luas. Harapan kami nanti setelah situasi memungkinkan, kita akan membuka secara pelan-pelan, dengan berbagai protokol kesehatan," terangnya.

Baca juga: Pembukaan Pariwisata Yogyakarta Tunggu Rekomendasi Gugus Tugas

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Toko Oleh-oleh di Purworejo Jawa Tengah, Banyak Pilihannya

5 Toko Oleh-oleh di Purworejo Jawa Tengah, Banyak Pilihannya

Itinerary
5 Tempat Wisata di Bali Disiapkan untuk Delegasi World Water Forum

5 Tempat Wisata di Bali Disiapkan untuk Delegasi World Water Forum

Travel Update
8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com