Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Terjun Wae Empo Romeng Manggarai Barat dan Kisah Uniknya

Kompas.com - 21/10/2020, 10:50 WIB
Markus Makur,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

KOLANG, KOMPAS.com - Manggarai Barat seakan tidak kehabisan tempat wisata. Berbagai wisata alam tersedia dan bisa dieksplor wisatawan di sana.

Ada alternatif tempat wisata menarik yang bisa dikunjungi di sana, salah satunya Air Terjun Wae Empo Romeng.

Apa yang menarik dari air terjun ini?

Baca juga: Air Terjun Cunca Jami yang Masih Tersembunyi di Sekitar Labuan Bajo

Kisah di baliknya

Ada kisah menarik di balik Air Terjun Wae Empo Romeng. Air terjun ini disebut dikramatkan warga Kampung Suka, khususnya warga Gendang Kiong atau keturunan Kiong.

Kisah ini diceritakan oleh Staf Bappeda Manggarai Barat, Yuvensius Aquino Kurniawan. Adapun Yuvensius juga diceritakan oleh Titus, salah satu putra asal Suka Kiong.

Konon, Wae Empo Romeng dijaga oleh leluhur suku Kiong yang memiliki fisik raksasa, berbulu lebat dan bernama Empo Romeng.

Baca juga: Wisata Komodo Kalah Pamor dengan Wisata Bahari di Manggarai Barat

Adapun Empo Romeng disebut memiliki kaitan erat dengtan keberadaan mata air di sana, sehingga ritual selalu dilakukan di air terjun tersebut.

"Setiap tahun warga Suka Kiong lewat perantara tetua adat Gendang Kiong kerap adakan ritual ting ghang atau sesajen," kata Kurniawan.

Ritual tersebut bertujuan mengucap syukur dan memohon leluhur mata air Empo Romeng tetap mengalirkan air ke kampung mereka.

Kurniawan mengungkapkan, Wae Empo Romeng miliki delapan mata air yang bertemu di satu titik.

Baca juga: Masuk ke Obyek Wisata di Manggarai Barat Kini Wajib Bayar Retribusi

Titik pertemuan delapan mata air oleh warga Suka Kiong dinamakan Wae Mata Alo. Dari sana, air mengalir ke Suka Kiong dan menghasilkan dua pesona air terjun nan indah yaitu Sunsa Sega dan Sunsa Waek.

Kedua air terjun ini letaknya berdekatan yang kemudian kembali bersatu di dasar tebing.

Konon di kaki air terjun sering terlihat penampakan belut berbulu putih. Menurut warga, belut tersebut jelmaan Empo Romeng, yang senantiasa menjaga mata air.

Empo romeng menjadi ikon wisata desa suka kiong. Banyak wisatawan penasaran lakukan perjalanan ke kampung Suka di Desa Suka Kiong.

Baca juga: Bupati Manggarai Barat Minta Masyarakat Lestarikan Ritual Adat

Jika tertarik berkunjung, wisatawan bisa menempuh perjalanan dari Ruteng, yakni melalui jalan Cancar-Golowelu, belok ke ruas jalan Golewelu-Ranggu. Dari Labuan Bajo, lewati cabang Wol/Lembor - Ranggu lalu ke Suka.

Kemudian bisa juga lewati ruas Labuan Bajo - Noa/Pacar-Golowelu belok ke barat menuju kampung Suka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com