Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Pariwisata dan Aviasi Dunia Bisa Kembali Pulih Pasca-Pandemi?

Kompas.com - 03/01/2021, 09:09 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Award Winning Aviation Enthusiast Tantra Tobing memprediksi sektor pariwisata dan aviasi dunia baru akan bisa kembali pulih dari dampak pandemi Covid-19 sekitar 10 tahun lagi.

“Ada beberapa versi. Kalau dari beberapa teman di tourism board, tourism di Indonesia ataupun di dunia itu baru pulih nanti 10 tahun lagi,” kata Tantra ketika dihubungi Kompas.com, Senin (28/12/2020).

Dengan prediksi tersebut, maka sektor pariwisata dan aviasi baru benar-benar akan pulih ke level sebelum pandemi sekitar tahun 2029-2030 mendatang.

Baca juga: 5 Maskapai Terbaik di Dunia Versi Tantra Tobing, Ada dari Thailand

“Jadi misalnya 2019 berapa juta turis nih yang keluar dari Indonesia. Nah mereka memprediksi, tourism-tourism board tersebut untuk bisa kembali ke tahap 2019 itu butuh 10 tahun,” sambung dia.

Menurutnya, hal tersebut dinilai cukup wajar. Pasalnya, banyak negara di dunia yang akan mengubah kebijakan negara mereka terkait pariwisata pasca-pandemi.

Ilustrasi pengajuan visa Schengen SHUTTERSTOCK/H_KO Ilustrasi pengajuan visa Schengen

Tantra mencontohkan kondisi pariwisata di Eropa nantinya. Sebelum pandemi, untuk kunjungan ke banyak negara Eropa hanya dibutuhkan Visa Schengen.

Adanya visa tersebut sangat mempermudah wisatawan yang ingin berlibur ke beberapa negara Eropa sekaligus. Mereka tidak perlu mengurus visa ke setiap negara yang ingin dikunjungi, cukup mengurus Visa Schengen saja.

Namun, kata Tantra, ada rumor yang santer beredar bahwa pasca-pandemi tak akan ada lagi Visa Schengen.

Baca juga: Tips Dapat Tiket Pesawat Murah ala Tantra Tobing, Jangan Beli Jauh-jauh Hari

“Jadi balik lagi kayak dulu. Kalau mau ke Denmark ya daftar di kedutaan Denmark. Kalau ke Jerman, daftar ke kedutaan Jerman,” tutur Tantra.

Pasalnya, pasca-pandemi diprediksi setiap negara akan menetapkan kebijakan yang berbeda.

Belum lagi setiap negara kemungkinan akan membutuhkan jangka waktu yang berbeda satu sama lain untuk memulihkan pariwisatanya, termasuk berani membuka kembali perbatasan mereka untuk wisatawan internasional.

Ilustrasi Denmark - Para pesepeda di Kopenhagen.SHUTTERSTOCK Ilustrasi Denmark - Para pesepeda di Kopenhagen.

“Dari 20-30 negara Eropa itu enggak akan buka barengan border-nya. Skenario yang lebih mungkin ini akan balik lagi ke skenario yang dulu. Kalau kita mau masuk, daftar visa harus ke masing-masing kedutaan besar,” imbuh Tantra.

Adanya kemungkinan kebijakan tersebut tentu saja memengaruhi kecepatan pemulihan pariwisata.

Jika biasanya satu turis bisa langsung berkunjung ke beberapa negara sekaligus karena adanya Visa Schengen, kini setiap turis tidak bisa lagi melakukan itu.

Kemungkinan besar calon wisatawan akan merasa malas mendaftar visa ke beberapa negara sekaligus karena prosesnya yang rumit dan biayanya tak sedikit.

Baca juga: Ada Kemungkinan Visa Schengen Makin Sulit Didapat Setelah Wabah Virus Corona

“Karena ke satu kedutaan bisa berbulan-bulan ya dari appointment sampai jadi (visa). Paling mentok ya bisa 2-3 kedutaan, itu butuh 2-3 bulan. Itu kalau di-approve semua,” jelas Tantra.

Belum lagi jika mempertimbangkan kapan orang-orang akan merasa aman untuk kembali terbang setelah pandemi. Tantra sendiri mengaku tidak akan terbang sebelum tahun 2022.

“Tetap enggak akan nyaman, kecuali untuk domestik ya. Kalau domestik mungkin 2021, tapi kalau luar negeri aku paling cepat 2022. Masih belum nyaman,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Jalan Jalan
Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Travel Update
Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Jalan Jalan
Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com