Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Acropolis di Yunani Tutup Sementara Akibat Gelombang Panas

Kompas.com - 16/07/2023, 09:56 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber BBC,Euro news

KOMPAS.com - Otoritas Yunani sempat menutup sementara Acropolis, situs kuno populer di Athena pada Jumat (14/7/2023) karena suhu yang mencapai 40 derajat Celcius.

Beberapa pengunjung dilaporkan mengalami ketidaksadaran atau pingsan karena situasi tersebut.

Karena kejadian tersebut, Acropolis sempat ditutup dari siang hari hingga pukul 17.00. Para relawan, dokter, dan petugas kesehatan dari Palang Merah Yunani memberikan pertolongan pertama kepada para korban.

Baca juga: Yunani Perpanjang Masa Berlaku Paspor Jadi 10 Tahun

Menurut Palang Merah Yunani, banyak pengunjung yang mengalami tanda-tanda dehidrasi dan pingsan akibat suhu yang terlalu tinggi.

"Banyak yang tidak menggunakan topi, yang mana sangat penting pada kondisi seperti ini. Kita sebaiknya tidak keluar ruangan tanpa topi, serta harus minum banyak air," kata sukarelawan Palang Merah, Stella Katsoulopoulou, seperti dikutip dari Euro News, Minggu (16/7/2023).

Setelah penutupan sementara tersebut, suhu panas tersebut, banyak pengunjung berlindung di restoran terdekat untuk berteduh serta mencari minuman dan makanan.

Baca juga: 4 Kota Kecil Paling Cantik di Yunani

Gelombang panas di Eropa

Dikutip dari BBC, Badan Antariksa Eropa (ESA) mengatakan bahwa sejumlah negara di Eropa, seperti Italia, Spanyol, Prancis, Jerman, dan Polandia mungkin akan mengalami kondisi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu ke depan.

Pantuan ESA dilakukan melalui satelit terhadap suhu di darat dan laut.

Akibat kondisi ini, banyak perusahaan mengizinkan karyawannya untuk bekerja dari rumah pada Jumat kemarin, sementara lainnya harus menerjang cuaca panas.

Baca juga: Yunani Catat Peningkatan Wisatawan hingga 884 Persen per April 2022

Adapun suhu terpanas yang pernah tercatat di Eropa adalah 48,8 derajat Celcius yang terjadi di Sisilia pada Agustus 2021.

Di Yunani, gelombang panas juga menimbulkan kekhawatiran terhadap risiko kebakaran hutan yang lebih besar, terutama di daerah-daerah dengan angin kencang.

Sebab, negara ini pernah mengalami kebakaran hutan besar pada 2021 ketika terjadi gelombang panas yang luar biasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com