Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Wisata Peninggalan Perang Dunia II di Biak Numfor di Papua

Kompas.com - 03/09/2023, 08:16 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

KOMPAS.com - Kabupaten Biak Numfor di Papua tidak hanya berdaya tarik wisata alam, tapi juga wisata sejarah, khususnya yang terkait dengan Perang Dunia II. 

"Pulau Biak menjadi kawasan pertempuran antara pasukan Jepang dengan serdadu Amerika saat Perang Dunia II sehingga banyak jejak sejarah yang menjadi obyek wisata unggulan," kata Staf Ahli Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Papua, Jimy E. Mehue, dikutip dari Antara, Minggu (3/9/2023).

Baca juga:

Jimy pun menyebut beberapa tempat wisata yang bisa dijelajahi untuk melihat peninggalan Perang Dunia II. Berikut selengkapnya:

Peninggalan Perang Dunia II di Biak Numfor

1. Goa Binsari

Gua Jepang, Kabupaten
 Biak Numfor, PapuaWisatabiak.com Gua Jepang, Kabupaten Biak Numfor, Papua

Terletak di Kelurahan Samofa, Goa Binsari atau Goa Jepang Binsari dulunya difungsikan sebagai tempat persembunyian, pusat logistik, dan pertahanan tentara Jepang saat Perang Dunia II. 

"Sampai saat ini Goa Jepang Binsari Biak masih menjadi tujuan wisata sejarah bagi wisatawan Jepang bersama keluarganya," ujar Jimy.

Dilaporkan oleh Kompas.com, Minggu (25/6/2023), ada ribuan tulang-belulang tentara Jepang di gua ini. Tulang-belulang tersebut lantas disimpan di ruang arsip yang terletak tidak jauh dari mulut gua. 

Baca juga:

2. Monumen Perang Dunia II 

Monumen Perang Dunia ke-2 di obyek wisata Goa Jepang di Biak Numfor, Papua Barat saat dikunjungi Ekspedisi Bumi Cenderawasih Mapala UI. Ekspedisi Bumi Cenderawasih bertujuan untuk menyingkap potensi wisata di Papua Barat.DOK. MAPALA UI Monumen Perang Dunia ke-2 di obyek wisata Goa Jepang di Biak Numfor, Papua Barat saat dikunjungi Ekspedisi Bumi Cenderawasih Mapala UI. Ekspedisi Bumi Cenderawasih bertujuan untuk menyingkap potensi wisata di Papua Barat.

Monumen Perang Dunia II berjarak sekitar tujuh kilometer dari Goa Binsari. Dilansir dari Kompas.com, Kamis (2/8/2018), monumen ini didirikan oleh Pemerintah Daerah Biak di Desa Parai. 

Berhadapan dengan Pantai Parai, monumen ini memiliki prasasti dalam bahasa Indonesia, bahasa Jepang, dan bahasa Inggris. Isinya jangan sampai terjadi perang kembali di muka bumi ini.

Jimy menyampaikan bahwa monumen tersebut dikunjungi baik oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara, antara lain dari Amerika Serikat, Jepang, Belanda, dan Australia.

"Ke depan kawasan bersejarah jejak peninggalan perang dunia II perlu ditetapkan sebagai cagar alam yang harus dilestarikan untuk menopang sektor pariwisata dan kebudayaan orang asli Papua," jelas Jimy.

Baca juga: 5 Wisata Sejarah di Kabupaten Biak Numfor Papua, Ada Goa Jepang

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com