Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Goa Jepang, Wisata Sejarah di Kabupaten Biak Numfor

Kompas.com - 25/06/2023, 16:14 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Puncak Perang Dunia ke-II di Kabupaten Biak Numfor menyisakan bekas yang sampai kini bisa dilihat sebagai bukti sejarah.

Salah satu saksi bisu pertempuran hebat Perang Dunia ke-II di Biak ialah Goa Binsari, atau masyarakat setempat akrab menyebutnya dengan nama Goa Jepang.

"Di Biak, ada salah satu wisata sejarah yang harus dikunjungi oleh wisatawan, namanya Goa Jepang," kata Bupati Kabupaten Biak Numfor Herry Ario Naap kepada Kompas.com di gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Selasa (20/6/2023).

Baca juga:

Herry melanjutkan, di Goa Jepang terdapat kurang lebih 6.000 tulang belulang tentara Jepang yang dibuang oleh sekutu saat Perang Dunia ke-II.

Lokasi Goa Jepang ini tepatnya di Kelurahan Samofa, Kabupaten Biak Numfor, Papua. 

Dikutip dari laman Kompas.com (2/8/2018), jejak sejarah mengungkapkan bahwa ada sekitar 3.000 prajurit Jepang tewas dan terkubur hidup-hidup di goa alami ini. 

Baca juga:

Goa tersebut dulunya digunakan sebagai tempat persembunyian, pusat logistik, dan pertahanan bagi tentara Jepang pada saat Perang Duania II sekitar 1943 hingga 1944 silam. 

Konon, tentara yang terkubur di dalam goa ini dulunya tentara yang berlindung dari pengeboman pada 7 Juni 1944 oleh pasukan sekutu.

Kondisi mulut Goa Jepang di Biak Numfor, Papua Barat saat dikunjungi Ekspedisi Bumi Cenderawasih Mapala UI. Ekspedisi Bumi Cenderawasih bertujuan untuk menyingkap potensi wisata di Papua Barat.DOK. MAPALA UI Kondisi mulut Goa Jepang di Biak Numfor, Papua Barat saat dikunjungi Ekspedisi Bumi Cenderawasih Mapala UI. Ekspedisi Bumi Cenderawasih bertujuan untuk menyingkap potensi wisata di Papua Barat.

Tulang belulang tentara Jepang yang ada di dalam goa kini disimpan di dalam ruang arsip khusus.

Herry mengatakan, mulanya pemerintah Kabupaten Biak sempat mengikuti program repatriasi, yaitu pemulangan kembali tulang tentara Jepang ke daerah asalnya.

"Tapi saya berpikir, kalau ini (tulang tentara Jepang) dipulangkan, lalu wisatawan Jepang tidak akan datang lagi ke Biak," kata Herry.

Baca juga:

Sebagai jalan tengah, alhasil Herry bersama pemerintah Jepang kemudian berdiskusi dan sepakat untuk tetap menyimpan tulang tentara Jepang di Biak.

"Kami melakukan negosiasi, dan pemerintah Jepang pun membantu kami menata tempat penyimpanan tulang tersebut menjadi bagus. Ini yang kemudian menjadi salah satu daya tarik," paparnya.

Herry mengatakan bahwa saat ini lokasi tulang tentara Jepang di Goa Jepang sudah direnovasi, sehingga bisa dikunjungi oleh wisatawan sebagai destinasi wisata sejarah di Kabupaten Biak Numfor

@kompastravel Kompas Travel berkesempatan mampir ke perkebunan pala yang menjadi saksi bisu peralihan zaman dari masa penjajahan Belanda, Jepang, hingga saat ini Indonesia sudah merdeka. Saat ini, perkebunan pala milik klan Van Den Broeke hanya memiliki lahan seluas 12,5 hektar dengan delapan pekerja. Perkebunan pala itu kini diolah menjadi manisan, lalu diambil minyaknya dan dijual ke sejumlah negara. Kalau ke Maluku Tengah, jangan lupa untuk mampir ke perkebunan pala di Pulau Banda Besar ini ya ???? Hayo, jangan lupa ajak temennya.. tag di kolom komentar yaa.. #exploreindonesia #exploremaluku #tripmaluku #malukuindonesia ? Vlog
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com