KOMPAS.com - Gunung Penanggungan di Jawa Timur dengan ketinggian 1.653 meter di atas permukaan laut (mdpl), bisa dipilih sebagai tujuan pendakian.
Ada beberapa jalur untuk mencapai puncak gunung ini. Salah satunya adalah via Jolotundo, Kabupaten Mojokerto.
Salah satu keistimewaan jalur ini adalah, adanya banyak situs arkeologis berupa candi di sepanjang jalur pendakian.
Baca juga: Pendakian Gunung Penanggungan via Jolotundo, Lewati Candi-candi Peninggalan Masa Lalu
Sebagian besar candi berbentuk punden berundak. Tidak ada stupa seperti candi lain, misal Prambanan dan Borobudur.
Kompas.com sempat menjajal langsung mendaki Gunung Penanggungan via Jolotundo beberapa waktu lalu.
Berikut ini Kompas.com rangkum tips bagi kamu yang ingin mendaki Gunung Penanggungan via Jolotundo:
Satu hal yang jadi perhatian adalah, tidak ada sumber air di sepanjang jalur pendakian Gunung Penanggungan via Jolotundo.
Baca juga: 12 Aturan Berkunjung ke Petirtaan Jolotundo, Candi dengan Kolam Pemandian di Mojokerto
Maka dari itu, pastikan kamu membawa bekal air minum yang cukup, sehingga tidak dehidrasi saat berada di tengah-tengah pendakian.
Sebelum mulai mendaki, sebaiknya kamu minum yang banyak untuk persediaan air dalam tubuh.
Dengan begitu, kamu bisa menghemat persediaan air. Selain itu, udara akan cukup panas karena jalur awal pendakian masih termasuk di area bawah.
Keringat akan mengucur deras pada awal pendakian, sehingga lebih baik air dalam tubuh dicukupi terlebih dahulu.
Selain air, kamu juga harus membawa bekal makanan. Karena air terbatas, bekal yang dibawa sebaiknya tidak perlu direbus dengan air.
Baca juga: Harga Tiket Masuk dan Jam Buka Petirtaan Jolotundo di Mojokerto
Memasak nasi atau mi instan akan memerlukan air. Padahal, air sangat dibutuhkan untuk diminum.
Kompas.com menyarankan membawa makanan seperti nasi bungkus (plus lauk) dari basecamp, onigiri, atau roti.
Keunikan dari jalur pendakian Gunung Penanggungan via Jolotundo adalah, banyaknya situs arkeologi berupa candi.