Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pendaki Meninggal di Gunung Rinjani, Diduga Kelelahan

Kompas.com - 29/10/2023, 22:05 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang pendaki Gunung Rinjani ditemukan meninggal dunia di jalur wisata pendakian Torean, Taman Nasional Gunung Rinjani, pada Sabtu (28/10/2023).

Pendaki tersebut meninggal dunia diduga karena kelelahan.

"Korban terlihat kelelahan saat berjalan, lalu duduk sebentar, dan langsung meninggal di tempat," pernyataan tersebut dikutip dari laman resmi instagram @btn_gn_rinjani, setelah dikonfirmasi Kompas.com kepada Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Muhammad Wahyudi Gunawan, Minggu (29/10/2023).

Baca juga: Pendaki Meninggal di Gunung Rinjani, Jangan Paksakan Diri Saat Kelelahan

Kronologi pendaki meninggal diduga kelelahan

Laporan penemuan adanya pendaki yang meninggal dunia ini diterima oleh BTNGR dari seorang pemandu (guide) pada Sabtu.

Menurut informasi yang diterima oleh BTNGR, pendaki yang meninggal dunia tersebut berinisial Ald (66 tahun), seorang warga Desa Semoyang, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah.

Mulanya, pemandu menemukan pendaki meninggal dunia di sekitar lokasi Banyu Urip.

Setelah itu, pemandu bersama kedua rekan pendaki membawa korban turun sampai ke lokasi Kebun Jeruk, di jalur pendakian Torean.

Baca juga: Apakah Pendakian ke Gunung Rinjani Boleh Sendirian?

Setelah menerima informasi dari pemandu, pihak BTNGR langsung melakukan koordinasi.

Sekitar pukul 12.00 WITA, tim evakuasi bersama enam orang porter dan seorang tenaga media berangkat menjemput korban.

Tim evakuasi tiba di Pos Birisan Nangka sekitar pukul 13.30 WITA, dan setelah itu kembali melanjutkan perjalanan ke lokasi Kebun Jeruk.

"Sekitar pukul 18.30 WITA, tim evakuasi bersama korban tiba di Desa Torean, dan selanjutnya korban dibawa ke Puskesmas Senaru," katanya.

Baca juga: Ini Alasan Pendaki Gunung Rinjani Harus Lewat Jalur Resmi

Korban tiba di Puskesmas Senaru sekitar pukul 19.21 WITA, kemudian langsung diperiksa oleh tenaga medis.

Seusai pemeriksaan, sekitar pukul 20.05 WITA jenazah korban diserahkan oleh TNGR kepada pihak keluarga untuk dibawa ke rumah duka.

Berkaca dari peristiwa ini, BTNGR mengimbau pendaki untuk tetap memperhatikan dan mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) pendakian di TNGR.

Hal ini penting untuk dipatuhi, lanjutnya, demi keamanan, kenyamanan, dan keselamatan bersama.

"Selalu gunakan kelengkapan pendakian yang memadai, membawa persediaan logistik yang cukup, dan jangan memaksakan diri untuk melanjutkan perjalanan ketika dirasa kelelahan," kata Wahyudi.

Baca juga: 5 Tips Mendaki Gunung Rinjani NTB buat Pemula, Pahami Prosedur

Jika dirasa lelah, pendaki diminta untuk istirahat sejenak untuk mengisi tenaga, sebelum kembali melanjutkan perjalanan.

"Tujuan yang sesungguhnya ketika mendaki adalah kembali pulang ke rumah, lalu berkumpul bersama keluarga dan orang-orang tersayang," tutup Wahyudi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com