Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Libur Lebaran 2024, Okupansi Hotel-hotel di Kota Batu Tak Sesuai Harapan

Kompas.com - 15/04/2024, 20:52 WIB
Nugraha Perdana,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

BATU, KOMPAS.com - Okupansi atau keterisian kamar di hotel-hotel Kota Batu, Jawa Timur selama libur Lebaran 2024, ternyata tak sesuai harapan.

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Kota Batu, Sujud Hariadi memperkirakan okupansi lebih dari 80 persen.

Padahal, seluruh pengelola hotel anggota PHRI berharap kondisi tersebut dapat stabil terjadi selama libur lebaran ini.

Baca juga: Libur Lebaran 2024, Toko Oleh-oleh di Kota Batu Diserbu Wisatawan

Ternyata meski sempat menyentuh angka okupansi 80 persen, rata-rata tingkat okupansi selama libur Lebaran tidak stabil.

"Karena di H plus satu dan dua itu rata-rata 50-60 persen. Baru H plus tiga 80 persen, itu puncaknya. Sebenarnya, harapan kami angka 80 persen itu bisa merata selama libur Lebaran setiap harinya, tetapi ternyata tidak seperti itu," kata Sujud, Senin (15/4/2024).

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Sehingga, dengan kondisi ini menandakan adanya penurunan tamu menginap sekitar 20 persen dibandingkan libur Lebaran 2023 lalu.

Meski begitu, para pengelola hotel masih bersyukur adanya peningkatan tamu hotel yang menginap dibandingkan selama satu bulan puasa yang sepi, meskipun tidak signifikan.

Baca juga: Wahana Baru Garden Trem di Wisata Selecta Kota Batu Diserbu Pengunjung

"Rate harga juga tidak naik, pakai publish rate memang lebih tinggi dari pada biasanya, tapi tidak naik-naik banget," ujar Sujud.

Sebab penurunan okupansi hotel di Kota Batu

Menurut Sujud, berkurangnya okupansi hotel di Kota Batu ini dipengaruhi oleh beberapa hal. Salah satunya kecenderungan wisatawan berlibur di daerah lainnya yang menawarkan atraksi wisata baru.

"Atau daya beli masyarakat yang kurang untuk mau mengeluarkan uang untuk berlibur, kemudian jarak liburan yang terlalu dekat, tutur dia.

Suasana salah satu kamar hotel di Kota Batu, Jawa Timur. KOMPAS.com/ Nugraha Perdana Suasana salah satu kamar hotel di Kota Batu, Jawa Timur.

Sujud juga berpendapat, dekatnya jarak libur Natal-tahun baru dan Lebaran yang berdekatan, membuat orang memilih untuk bersilaturahim ke sanak saudara daripada berwisata.

Para pengelola hotel di Kota Batu hanya berharap saat momen libur pelajar sekolah pada Juni mendatang bisa mendongkrak okupansi.

"Bulan Juni itu harus bagus lagi karena ada momen libur anak sekolah. Kalau masih stagnan, ya mungkin faktor daya beli masyarakat, atau juga persaingan destinasi wilayah di daerah lainnya," katanya.

Baca juga: Libur Lebaran, Volume Kendaraan di Kota Batu Capai Angka 1 Juta

Sejauh ini, sebenarnya pengelola hotel sudah berupaya untuk melakukan pemasaran. Termasuk bekerja sama dengan platform aplikasi digital, yakni online travel agent.

"Tetap membantu, tapi kembali lagi ini terkait demand dan supply. Kita penawaran, selain ada hotel, di Batu juga ada homestay, vila, dan sebagainya. Mereka mainnya juga platform, tapi kembali lagi permintaannya seperti apa, kalau menurun gimana lagi?" kata Sujud.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com