"Selama ini promosi tidak efektif. Cenderung dilakukan secara parsial berdasarkan wilayah, dalam konteks instansi, dan mereka jalan sendiri-sendiri," kata Ketua BPPD Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, dalam sebuah diskusi kebijakan promosi pariwisata di Bank Indonesia Denpasar, Senin (26/8/2013).
Menurut mantan Bupati Gianyar itu, hal tersebut menyebabkan promosi pariwisata Pulau Dewata salah arah karena tidak dilakukan sesuai dengan karakteristik budaya yang ditonjolkan namun cenderung ke hal yang lebih artifisial.
Dewan Penentu Kebijakan Bidang Pariwisata BPPD Bali, Ngurah Wijaya menambahkan bahwa lima segmen pariwisata tersebut di antaranya wisata olahraga atau sport tourism, MICE, wisata kreatif, wisata leisure, dan wisata silver atau khusus bagi wisatawan pensiunan.
"Wisata olahraga tak hanya untuk profesional saja tetapi bisa juga berpotensi bagi olahraga yang amatir," katanya.
Apalagi, lanjut Ngurah Wijaya, banyaknya kegiatan berskala internasional dilaksanakan di Bali seperti dalam waktu dekat seperti Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Negara Asia Pasifik (KTT APEC), Miss World, hingga pertemuan World Trade Organization (WTO) diharapkan menjadi promosi gratis bagi Indonesia dan Bali.
Ngurah Wijaya yang juga Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali itu menjelaskan bahwa hampir 80 persen segmen pariwisata di Bali mengarah pada wisata leisure dengan promosi wisata dilakukan melalui sejumlah kegiatan internasional seperti ITB Berlin ataupun pemasaran langsung oleh pengelola akomodasi wisata.
Sedangkan wisata silver merupakan promosi wisata yang ditujukan bagi pensiunan yang diharapkan mampu mengisi kegiatan wisata di saat musim sepi kunjungan wisatawan.
Dengan adanya lima sasaran promosi itu diharapkan tidak terjadi ketimpangan promosi yang salah satunya disebabkan oleh aliran dana yang membesarkan daerah tertentu saja. Proyeksi biaya promosi pariwisata Bali yang dianggarkan dari APBD senilai Rp 38 miliar dan Rp 21 miliar disumbangkan oleh pihak swasta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.