Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Pasar Kreatif di Kobe

Kompas.com - 27/02/2015, 11:37 WIB
KETIKA taksi yang membawa kami berhenti di ujung jalan, kami masih belum bisa memastikan tempat pembuatan kerajinan mana yang akan kami datangi. Pengantar kami mengajak berjalan memasuki pintu pagar yang tak begitu lebar. ”Nanti kita naik ke lantai dua, ada toko-toko kerajinan dan restoran,” kata Maki Yanai.

Kitano Koubo no Machi tampak dari luar memang seperti gedung lama yang cukup sederhana. ”Dulunya tempat ini adalah sekolah dasar. Beberapa waktu setelah gempa Kobe, tempat ini diubah menjadi tempat belanja sekaligus tempat warga belajar membuat berbagai kerajinan kreatif,” kata Yanai tentang tempat ini.

Gempa Kobe tahun 1995 telah merusak sebagian gedung sekolah dasar ini. Murid di sekolah ini tinggal sedikit saja. Maka, timbul ide untuk membuat pusat belanja sekaligus tempat warga berkreasi.

Jejak sekolah masih terasa di tempat ini hingga sekarang. Hanya, ketika sudah berada di lantai dua yang merupakan pusat pasar, suasana berubah sama sekali. Di kiri-kanan tampak toko-toko yang menawarkan berbagai kerajinan dan barang-barang aneka jenis.

Kami mampir di sebuah toko lilin. Ribuan jenis lilin ditawarkan dengan aneka warna dan bentuk. Sekadar melihat-lihat sudah sangat menyenangkan. Apalagi, kami disambut oleh pemiliknya, Takashi Yabuna, yang sangat antusias menjelaskan bagaimana proses lilin-lilin dibuat, juga keunggulan lilin-lilinnya dibandingkan dengan lilin pada umumnya.

”Bahan dasar bukan parafin, kami memakai bahan lilin campuran biji-bijian dan pohon khusus,” jelas Yabuna di tokonya, Matsumoto Shoten. Sumbu terbuat dari bahan pembuat tatami sehingga nyala api menjadi lebih terang dan bersih.

Jasa pelatihan

Matsumoto Shoten adalah satu-satunya toko lilin di prefektur ini. Dari sinilah kuil-kuil di Nara, yang merupakan peninggalan era Edo, mendapatkan pasokan lilin.

Di sisi kanan toko tampak bahan mentah pembuatan lilin yang siap diolah. Juga tampak bahan pewarna dan berbagai jenis kuas. Mereka yang tertarik bisa mengikuti kursus membuat lilin. Bagi orang yang pandai menggambar, kursus ini akan lebih menyenangkan karena terbuka kemungkinan untuk mengeksplorasi gambar.

Toko ini bukan satu-satunya yang menyediakan jasa pelatihan. Toko korek api yang terletak sederet dengan toko lilin juga menawarkan hal sama. Kami melihat anak-anak sedang sibuk membuat kerajinan korek api di sebuah meja panjang yang disediakan di dalam toko.

Sementara di seberangnya, sebuah gerai aksesori menawarkan keterampilan membuat pernak-pernik perhiasan dari bunga asli. ”Karena dari bunga asli, perhiasan akan berubah warna. Semakin lama semakin pudar, namun tetap indah,” ujar pemilik toko sambil memperlihatkan contoh bros bunga mawar yang masih baru serta yang sudah berusia lima dan sepuluh tahun.

Jika banyak waktu, pasar ini memang mengasyikkan untuk disambangi. Selain barang-barangnya yang unik, banyak hal bisa dipelajari dari tempat ini. Apalagi, tak jauh dari pasar ini ada tempat-tempat lain yang menarik, di antaranya rumah-rumah eks orang asing yang dilestarikan.

Selain bagus, rumah-rumah tersebut juga menyimpan banyak cerita tentang keterkaitan orang Jepang dengan warga asing, terutama karena urusan dagang. Hanya dengan berjalan kaki di sekitarnya, banyak hal bisa dilihat. Bagi pengunjung yang beragama Islam, ada masjid kecil yang bisa didatangi saat waktu shalat tiba. (Retno Bintarti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com