Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjadikan Museum Buleleng Obyek Wisata Unggulan di Bali Utara

Kompas.com - 11/01/2016, 08:28 WIB
SINGARAJA, KOMPAS.com - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng, Bali mengklaim dapat menjadikan Museum Buleleng di Kota Singaraja jadi obyek wisata unggulan di daerah itu karena memiliki nilai historis Bali Utara masa lampau.

"Namun disayangkan, pengelolaannya kini masih ditangani Yayasan Pelestarian Warisan Budaya Bali Utara (YPWBBU) sehingga kami tidak dapat fokus menata museum tertua di Buleleng itu," kata Kepala Disbudpar Buleleng, Gede Suyasa, Minggu (10/1/2016).

Ia menuturkan, jika Museum Buleleng dapat dikelola penuh Pemkab akan dapat memudahkan dalam melestarikan berbagai peninggalan sejarah di Kabupaten terluas di Pulau Dewata itu.

"Seperti selama ini kami menemukan beberapa lontar di kalangan masyarakat kemudian dikoleksi Gedong Kirtya, hal ini juga dapat diinisiasi Museum Buleleng nantinya," katanya.

Suyasa memaparkan, Pemkab melalui Disbudpar sebenarnya sejak dulu berkeinginan mengambil alih bangunan museum tersebut terlebih aset tanah merupakan milik Pemkab, bangunan berstatus pinjam pakai.

Bukan hanya itu saja, pihaknya juga telah menempatkan empat orang petugas menjaga untuk melakukan perawatan dan pendampingan jika seandainya ada wisatawan yang berkunjung.

Mantan Kepala Bappeda Buleleng itu menambahkan selama ini pengambilalihan museum terbentur proses komunikasi, terlebih lagi sebagian pendiri berusia lanjut.

"Kami sudah beberapa kali melakukan pertemuan namun selalu buntu dan tidak ada hasil karena yang hadir hanya satu orang, tidak dapat memberikan keputusan pasti," ujar Suyasa.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Buleleng, Putu Mangku Budiasa mengharapkan pemerintah daerah setempat melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mengambil alih pengelolaan Museum Buleleng di Kota Singaraja untuk melindungi dan menjaga benda-benda bersejarah di museum tersebut.

Menurut dia, Museum Buleleng merupakan aset penting Pemkab terkait warisan budaya masa lampau, mesti dijaga dan dilestarikan keberadaannya sehingga dapat dilihat anak cucu di masa mendatang.

"Dari hasil sidak yang dilakukan beberapa waktu lalu, diamati museum tua tersebut kurang terawat, terkait fasilitas dan beberapa pendukung lainnya seperti kurangnya penerangan ruangan, terbatasnya tempat artefak memadai dan beberapa peninggalan lainnya yang kurang terawat," kata Budiasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com