Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Panorama Elok Negeri Asal "The Last Samurai" di Kagoshima

Seorang perempuan separuh baya dengan pakaian khas hakata menyambut kami di gerbang taman.

“Saya Elizabeth Huang, Overseas Business Manager di sini. Saya orang Taiwan, tetapi sudah 30 tahun di Jepang,” katanya memperkenalkan diri dengan senyum merekah.

Sejauh mata memandang, ada empat hal menonjol di kawasan itu: taman bunga, pepohonan yang rimbun, sejumlah bangunan tua, dan lanskap alam memesona.

Hanya beberapa langkah setelah gerbang, tampak sebuah replika meriam besi seberat sekitar 70 kg terpasang di sisi kiri jalan. Kehadiran replika meriam itu memberi kesan yang kontras.

“Meriam adalah senjata yang paling hebat dan canggih di zaman Edo untuk melawan Inggris,” katanya. Zaman Edo (1603-1867) juga disebut sebagai awal zaman modern di Jepang.

Beberapa meter setelahnya ada sebuah pondok kayu beratap bunga dengan dominasi warna kuning.

Di dalam pondok terdapat dua patung manusia besar memakai kostum dari bunga aneka warna dan bersimpuh. “Itu patung Nariakira Shimadzu dan Takamori Saigo,” kata Huang.

Menyebut Takamori Saigo, ingatan ini langsung tertuju pada film The Last Samurai dan kisah pemberontakan klan samurai Satsuma di Pulau Kyushu.

Alur cerita film itu didasarkan pada Pemberontakan Satsuma yang dipimpin Takamori ketika melawan tentara kekaisaran Jepang yang dimulai pada 1877, dekade awal zaman Meiji (Januari 1868-Juli 1912).

Perang saudara itu terjadi di Pulau Kyushu dengan pusat pertempuran berada di wilayah yang sekarang meliputi empat prefektur yakni Kagoshima, Oita, Miyazaki, dan Kumamoto.

Lantas siapakah Niriakira? Tidak banyak orang asing mengenalnya, kecuali mereka yang belajar sejarah dan budaya Jepang. 

“Nariakira adalah penguasa klan Satsuma pada zaman Edo di Kyushu. Dia seorang pemimpin feodal Jepang pada zaman itu, tetapi cerdas, bijaksana, dan memahami teknologi Barat,” kata Huang.

Sebenarnya Nariakira (1809–1858) juga “orang pertama yang memperkenalkan proyek modernisasi dan industrialisasi di Jepang dalam skala yang lebih besar,” kata Huang.

Menurut Huang, Nariakira membangun kompleks industri di Iso di pinggiran Kagoshima dan menamakannya ‘Shuseikan’.

Rupanya semua cerita itu berhubungan erat dengan sejarah lahirnya taman bunga Sengan-en dan sebuah vila tua di dalam taman itu.

Dahulu, kawasan itu merupakan vila untuk penguasa klan Satsuma yang dibangun oleh penguasanya, Mitsuhisa Shimadzu, pada 1658. 

Dengan demikian, Sengan-en melekat pada keluarga Shimadzu, penguasa klan paling kaya dan berkuasa di Prefektur Kagoshima itu.

Keluarga Shimadzu memerintah wilayah Satsuma (sekarang Kagoshima) selama hampir 700 tahun sampai akhir abad feodal pada 1868. Namun, mereka juga membidani kelahiran zaman modern Jepang.

Taman Sengan-en sejak awal memang dibangun untuk “menghiasi” keberadaan vila warisan keluarga Shimadzu selama lebih dari 350 tahun.

Di dalam taman itu juga ada museum Shoko Shuseikan berusia 150 tahun. Semula museum ini adalah tempat pembuatan mesin, yang menjadi langkah pertama menuju industrialisasi Jepang modern saat ini.

Salah satu fitur spektakuler Sengan-en ialah pemaduan pemandangan alam gunung api aktif Sakurajima dan Teluk Kagoshima yang teduh sehingga menjadikannya tempat terindah untuk dikunjungi di Kyushu.

“Meski selalu mengeluarkan asap sejak berabad-abad silam, tetapi gunung Sakurajima tenang dan tidak pernah berisik mengeluarkan letusan-letusan. Warga tetap nyaman di kaki gunung itu,” kata Huang.

Vila tua yang dibangun Mitsuhisa tetap berdiri walau telah mengalami beberapa perbaikan, tetapi tetap mempertahankan keasliannya. Di punggung vila ada gunung yang dirimbuni hutan alami.

Kawasan Sengan-en kini dikelola Shimadzu Ltd, tempat Huang bekerja. Huang mengatakan, Kagoshima dan khususnya Sengan-en merupakan cikal-bakal perjuangan klan samurai Satsuma, yang menginsporasi film The Last Samurai itu.

********************

Mau paket wisata gratis ke Thailand bersama 1 (satu) orang teman? Ikuti kuis kerja sama Omega Hotel Management dan Kompas.com dalam CORDELA VACATION pada link INI. Hadiah sudah termasuk tiket pesawat (PP), penginapan, dan paket tur di Bangkok.

https://travel.kompas.com/read/2017/11/27/203500227/panorama-elok-negeri-asal-the-last-samurai-di-kagoshima

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke