Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Lebih Jauh Perahu Cadik Bali yang Terbakar di Museum Bahari

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran yang melanda Museum Bahari, Selasa (16/1/2018) menyebabkan kerusakan di beberapa bagian gedung. Data dari posko siaga UPT Museum Bahari menyebutkan, kerusakan terjadi pada gedung A dan C.

Khusus di ruang Gedung C, terdapat miniatur maupun kapal asli koleksi Museum Bahari yang terbakar. Salah satunya adalah perahu cadik bali yang juga disebut perahu pancingan bali dalam ukuran asli.

"Perahu pancingan adalah perahu yang digunakan oleh kebanyakan nelayan di daerah Banyuwangi dan Bali untuk mencari ikan. Badan perahu pancingan ini terbuat dari satu batang pohon yang dikeruk isinya dan ditambahkan sebuah papan untuk mempertinggi perahu," kata Pendiri Komunitas Jelajah Budaya, Kartum Setiawan saat dihubungi KompasTravel, Kamis (18/1/2018).

Selain itu ada geladak perahu yang ditutup dengan bambu dan di bawahnya ada ruang luas untuk tempat menyimpan ikan hasil tangkapan. Di bagian samping perahu ada dua cadik (bayurungan), berfungsi untuk menyeimbangkan posisi perahu saat terkena ombak di laut.

Perahu pancingan bali koleksi Museum Bahari yang terbakar memiliki tinggi dua meter di bagian haluan, satu meter di bagian buritan perahu dan lebar enam puluh sentimeter. Warnanya cantik, dengan dasar putih dan garis gelombang kuning, merah, hitam, serta hijau. Perahu tersebut dihiasi motif ayam dan bunga.

Di Bali, perahu pancingan memang terkenal memiliki warna yang semarak, dengan motif indah, dan terkadang pahatan ikan di bagian depan. Sebagai daerah yang mengandalkan pariwisata sebagai sumber penghidupan, perahu pancingan di Bali memang berfungsi untuk membawa wisatawan.

Jika ingin menjajal naik perahu pancingan bali, salah satu daerah yang menawarkan wisata ini adalah Pantai Lovina di Bali Utara. Pada pagi hari, ketika matahari terbit, nelayan akan membawa wisatawan untuk mengejar lumba-lumba yang berenang di perairan Pantai Lovina. Perahu pancingan bali inilah yang akan digunakan, biasanya sudah ditambahkan mesin motor untuk mengejar kecepatan berenang lumba-lumba yang gesit.

https://travel.kompas.com/read/2018/01/18/190400027/mengenal-lebih-jauh-perahu-cadik-bali-yang-terbakar-di-museum-bahari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke