Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jelajah Kotagede, Cikal Bakal Keraton Surakarta dan Yogyakarta

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini Solo dan Jogja memang tidak lepas dari keraton. Jika di Solo, keratonnya merupakan istana dari Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Sementara di Jogja keraton adalah istana Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Kedua keraton itu sekarang menjadi destinasi wisata andalan di Solo dan Jogja. Namun sebenarnya, Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta dulunya merupakan satu kerajaan bernama Mataram.

Kerajaan yang dulunya bagian dari kasultanan Pajang itu mulai berdiri pada tahun 1588 masehi dengan raja pertama yakni Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati. Keraton pertamanya ada di kawasan Kotagede, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Namun, sekarang peninggalan Istana Mataram Islam yang dulu pernah ada tidak seperti Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Keraton Kotagede bisa dibilang nyaris tak berbekas.

Sekarang Keraton Kotagede bahkan telah menjadi kawasan permukiman karena pusat kerajaan yang mengalami beberapa kali pemindahan. Ketika masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma, pusat kerajaan dipindahkan ke daerah Kerto.

Keraton Kotagede tidak ditinggalkan begitu saja ketika pusat kerajaan dipindah ke Kerto karena menjadi tempat tinggal ibu suri. Istana ini diperkirakan mulai terbengkalai setelah masa pemerintahan Sultan Agung usai.

Mataram Islam mulai mengalami kemunduran usai Sultan Agung wafat. Oleh penerusnya, Amangkurat I, pusat kerajaan kembali dipindahkan dari Kerto ke Pleret.

Peninggalan Mataram Islam di Kotagede

Meski sekarang telah menjadi kawasan permukiman, peninggalan Kerajaan Mataram Islam masih bisa dijumpai di Kotagede, yakni:

1. Situs Bokong Semar (Benteng Cepuri Kotagede)

Wujud dari situs ini adalah sebuah dinding yang sudah tidak lagi utuh. Bentuk dinding ini melengkung sehingga oleh masyarakat diibaratkan seperti bokong. Dulunya dinding ini merupakan kesatuan Benteng Cepuri Keraton Kotagede.

Situs Bokong Semar ini telah menjadi cagar budaya dan sudah diperbaiki agar tidak semakin hancur. Tujuannya adalah sebagai pengingat akan masa awal Mataram Islam.

2. Batu Gilang, Batu Gatheng, dan Batu Gentong

Ketiga peninggalan tersebut kini berada di sebuah bangunan yang berada di tengah jalan. Untuk bisa masuk ke dalam bangunan itu, memerlukan izin dan pendampingan dari juru kuncinya.

Sementara itu di dekat pintu bangunan, terdapat bola batu besar yang merupakan Batu Gatheng. Dulunya batu ini adalah mainan putra Panembahan Senopati, Raden Rangga.

Sementara itu ada pula batu berbentuk gentong yang bernama Batu Gentong. Batu ini dulu digunakan sebagai tempat menampung air wudhu dua penasihat Panembahan Senopati, yakni Ki Ageng Giring dan Ki Juru Mertani.

Dinding Benteng Cepuri yang Jebol

Peninggalan Benteng Cepuri Keraton Kotagede selain Situs Bokong Semar masih bisa ditemukan. Kali ini terdapat jebolan pada bagian temboknya.

Masjid Gedhe Mataram

Masjid ini didirikan pada tahun 1587 atas perintah Danang Sutawijaya sebagai bagian konsep tata kota Catur Gatra Tunggal. Konsep itu meliputi bangunan Keraton, Alun-alun, Masjid dan Pasar.

Sementara masjid berfungsi sebagai pusat keagamaan dan alun-alun adalah tempat bertemunya raja dan rakyatnya.

Makam Kotagede

Di samping Masjid Gedhe Mataram, terdapat kompleks permakaman. Di sini bersemayam Panembahan Senopati dan ayahnya, Ki Ageng Pemanahan, serta Raja Kedua Mataram Islam, Panembahan Hanyakrawati.

Sementara untuk Hari Jumat, makam ini buka pukul 13.00 – 16.00 WIB. Mereka yang ingin berziarah harus mengenakan pakaian adat dan tidak boleh mengambil foto di dalam kompleks makam.

Sendang Seliran

Sendang Seliran adalah pemandian yang berada di selatan Masjid Gedhe Mataram. Letaknya juga bersebelahan dengan Makam Kotagede. Pemandian ini dulunya dibangun oleh Ki Ageng Pemanahan dan Panembahan Senopati.

Sendang Seliran ini terdiri dari dua bagian, yakni Sendang Putri untuk wanita dan Sendang Kakung untuk laki-laki. Sekarang Sendang Seliran tidak lagi difungsikan sebagai pemandian, tetapi dipercaya airnya bisa membuat wajah awet muda.

Pada masa Amangkurat II, pusat kerajaan dipindah ke Kartasura yang sekarang berada di Sukoharjo, Jawa Tengah usai pemberontakan Trunojoyo. Kerajaan kembali berpindah pada masa Pakubuwana II karena pemberontakan Raden Mas Garendi.

Pemindahan terakhir itu dilakukan ke tempat di mana sekarang Keraton Surakarta Hadiningrat berdiri ,Kota Solo. Selanjutnya Mataram terpecah menjadi Surakarta dan Yogyakarta melalui perjanjian Giyanti yang ditandatangani pada 13 Februari 1755.

https://travel.kompas.com/read/2018/12/06/104100727/jelajah-kotagede-cikal-bakal-keraton-surakarta-dan-yogyakarta

Terkini Lainnya

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Travel Update
Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke