Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Merengkuh Sunyi dan Tenang di Candi Kethek Karanganyar

Namun di sudut Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, tepatnya di Kecamatan Jenawi, terdapat sebuah candi yang teletak di lereng barat Gunung Lawu setinggi 3.265 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Bukan Candi Cetho atau Candi Sukuh yang sudah banyak dikunjungi wisatawan ketika hari libur, melainkan Candi Kethek. Berada di ketinggian sekitar 1.500 mdpl, peninggalan sejarah ini menjadi salah satu candi paling tinggi di Pulau Jawa.

Candi Kethek biasanya ditempuh dari Candi Cetho. Jarak tempuh dari Kota Surakarta menuju Candi Cetho adalah sekitar 44 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih 1,5 jam.

Satu hal yang perlu diperhatikan saat akan mengunjungi Candi Cetho adalah kondisi jalannya cukup terjal, terutama usai Kebun Teh Kemuning. Oleh karena itu, dibutuhkan kendaraan yang kuat menanjak dan kemampuan berkendara untuk melaluinya.

Jalur Pendakian Gunung Lawu

Begitu sampai di Candi Cetho, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh kurang-lebih 300 meter. Kondisi rutenya secara umum cukup mudah dilalui karena tidak perlu melalui tanjakan yang berarti.

Jalan setapak ini juga merupakan jalur pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho sehingga pengunjung kerap berpapasan dengan pendaki gunung. Pertama jalan alan akan menurun sampai ke sungai yang mengering.

Setelah itu, kondisi jalan akan sedikit menanjak. Meski demikian, Candi Kethek sudah tidak lagi jauh. Begitu sampai di ujung tanjakan, perjalanan pun akhirnya tiba di Candi Kethek.

Jalan setapak pun bercabang dua, yakni di sisi kanan dan kiri candi. Jalan yang terus berlanjut di sebelah kiri (luar area) candi merupakan jalur pendakian. Seringkali pula pendaki Gunung Lawu beristirahat di sini ketika turun.

Candi Hindu di Lereng Barat Gunung Lawu

Sementara jalan di sebelah kanan digunakan untuk mencapai area atas Candi kethek. Konstruksi candi ini semacam punden berundak dan terdiri dari lima tingkat.

Candi Kethek memiliki corak Hindu. Hal itu berdasarkan penemuan arca kura-kura ketika penggalian pada tahun 2005 silam. Arca kura-kura itu merupakan perwujudan Dewa Wisnu dalam kepercayaan Hindu.

Saat ini upaya penggalian di sekitar Candi Kethek masih perlu dilakukan untuk mencari prasasti atau artefak lainnya yang diperlukan sebagai sumber informasi tentang riwayat candi.

Candi ini dinamakan kethek karena dulunya ada banyak kera di sini. Kethek adalah kata dalam bahasa Jawa yang berarti kera.

Candi yang Sunyi dan Tenang

Letak Candi Kethek yang berada di antara pepohonan rindang membuat suasananya begitu terduh. Selain itu, kondisi pergunungan yang kerap berkabut pun semakin memunculkan aura mistis candi ini.

Lokasi yang terpisah dari Candi Cetho pun membuat Candi Kethek begitu tenang dan sunyi. Sesekali memang pengunjung Candi Cetho menyambangi dan berfoto di candi ini, tetapi hanya sebentar saja.

Oleh karena itu, Candi Kethek sangat pas untuk mencari ketenangan. Para pendaki Gunung Lawu pun kebanyakan merasa nyaman ketika beristirahat di sini. Bahkan tidak jarang saking tenangnya, istirahat singkat menjadi lama karena ketiduran.

Ketika malam tiba, Candi Kethek masih difungsikan untuk kegiatan ritual, begitu juga dengan Candi Cetho. Biasanya sekitar pukul 17.00 WIB sampai matahari terbenam, Candi Cetho dan Candi Kethek sudah disterilkan dari wisatawan.

https://travel.kompas.com/read/2019/01/05/130500527/merengkuh-sunyi-dan-tenang-di-candi-kethek-karanganyar

Terkini Lainnya

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Travel Update
Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

Hotel Story
5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

Travel Tips
3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

Travel Update
Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Jalan Jalan
The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

Travel Update
Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Jalan Jalan
Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Travel Update
Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Travel Update
Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke