Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bersepeda Sambil Nikmati Alam dan Budaya Minang di Tour de Singkarak 2019

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar seratus pebalap sepeda dari 25 negara peserta Tour de Singkarak 2019 sedang berlomba dari 2-10 November 2019 mendatang.

Dalam ajang balap sepeda tahunanan ini, para pembalap tidak hanya adu cepat melainkan juga mendapatkan pengalaman lebih dari keindahan alam dan keragaman budaya Sumatera Barat.

"Tour de Singkarak 2019 merupakan event besar dengan jangkauan luas. Ada banyak kabupaten dan kota yang dilewati dengan keindahan alam dan budaya di setiap daerah yang sangat khas," kata Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit sesuai siaran pers yang Kompas.com terima, Minggu (3/11/2019).

Nasrul menjamin peserta Tour de Singkarak akan mendapat banyak pengalaman dari setiap etape yang dilalui.

"Sebab Sumbar ini sangat eksotis,” kata Nasrul.

Ketua Tim Pelaksana Calender of Event Kemenparekraf, Esthy Reko Astuti menjelaskan, Tour de Singkarak setiap tahunnya selalu menarik minat pembalap dari luar negeri.

"Dengan komposisi seperti ini, Tour de Singkarak memang menjadi media promosi yang ideal bagi pariwisata Sumbar. Selain keindahan alam, Sumbar pun bisa mengenalkan beragam seni dan budayanya lebih dekat pada peserta juga publik secara umum,” terang Esthy.

Tour de Singkarak merupakan ajang balap sepeda dengan total panjang track 1.317 kilometer melewati 14 kabupaten atau kota di Sumatera Barat.

Etape pertama Tour de Singkarak 2019 dimulai dari Pantai Gandoriah, Pariaman. Setelah menempuh jarak 107,3 Km, peserta akan berhenti di Istano Basa Pagaruyung, Tanah Datar.

Awalan Tour de Singkarak 2019 ini menjadi menarik karena peserta akan menikmati banyak destinasi eksotis Sumbar.

Selain Pantai Gandoriah, peserta melewati Tugu Tabuik, Pantai Kata Pariaman, juga Pantai Cermin.

Menyusuri rute Pariaman-Tanah Datar, peserta Tour de Singkarak akan menemui warna unik Lembah Anai. Selain jalur berkelok, Lembah Anai menawarkan eksotisnya air terjun.

Air Terjun Lembah Anai ini masuk wilayah Nagari Singgalang, Sepuluh Koto, Tanah Datar. Air terjun tersebut mengalir dari lereng Gunung Singgalang dan membentuk aliran Sungai Batang Lurah.

Semakin menarik, Tanah Datar juga menyimpan beragam surga alam. Selain Istana Pagaruyung, ada juga Batu Batikam, Benteng Van Der Capellen, hingga Panorama Tabek Patah.

Destinasi lainnya adalah Rumah Gadang Kampai Nan Panjang, juga Museum Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minagkabau.

“Para peserta dipuaskan dengan beragam view eksotis di sepanjang track lomba. Jalur Pariaman ke Tanah Datar akan menjadi paket wisata lengkap. Kami berharap mereka berkunjung ke sana lagi di lain waktu. Sebab, Pariaman luar biasa. Kulinernya juga sangat beragam,” jelas Esthy.

Tour de Singkarak 2019 yang terbagi dalam sembilan etape masih akan berlangsung hingga 10 November mendatang. Para pembalap juga dipastikan akan menemukan berbagai keindahan alam dan budaya yang dimiliki Sumatera Barat lainnya.

Kami ucapkan selamat datang kepada peserta Tour de Singkarak di Sumbar. Silakan nikmati beragam warna eksotis alam dan budayanya. Dengan karakter yang ditawarkan, Tour de Singkarak akan jadi perlombaan yang menarik,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenparekraf Rizki Handayani.

https://travel.kompas.com/read/2019/11/04/160000727/bersepeda-sambil-nikmati-alam-dan-budaya-minang-di-tour-de-singkarak-2019

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke