Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Muncul Tagar #DIYDaruratKlitih di Twitter, Amankah Wisata ke Yogyakarta?

Perlu diketahui klitih adalah tindak kekerasan yang umumnya dilakukan oleh pelajar, dilandasi berbagai alasan. Bisa rekrutmen anggota geng baru atau menunjukkan eksistensi. 

Banyak warga tak terkecuali wisatawan ke Yogyakarta cemas akan klitih.

Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo mengatakan hingga kini klitih tidak berpengaruh langsung terhadap dunia pariwisata.

Namun ia menegaskan bahwa klitih memang dapat berdampak pada keamanan dan kenyamanan wisatawan jika terus berlanjut.

"Dampak pariwisata itu sensitif sekali. Ada sapta pesona yang isinya itu tujuh daya tarik, termasuk di dalamnya keamanan dan kenyamanan. Kalau di Yogyakarta masih banyak klitih, itu seharusnya tidak ada di DIY dan ini sangat mengganggu, karena DIY dikenal sebagai kota pelajar, juga budaya. Jadi harusnya tidak ada klitih seperti ini," kata Singgih ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (4/2/2020) sore.

Singgih amat menyayangkan tindakan para pelaku yang tak hanya mengganggu industri pariwisata DIY namun juga akan berdampak pada perekonomian daerah karena kunjungan wisatawan akan berkurang dengan adanya klitih.

Ia mengatakan, klitih yang ada di Yogyakarta juga akan menjadi pekerjaan rumah bagi Dinas Pariwisata DIY.

Oleh karenanya ia berharap para jajaran kepolisian, keamanan, hingga organisasi masyarakat ikut turut serta menumpas klitih.

"Yang perlu dilakukan semua komponen bersama-sama melawan, baik pihak keamanan kepolisian saling melakukan giat patroli, ormas juga membantu memberikan informasi jika ada perkumpulan yang tak jelas dan berpotensi berkumpulnya klitih kemudian menginfokan ke kepolisian" kata Singgih.

"Kita harus mengambil langkah preventif, sehingga ada pihak keamanan kepolisian bisa menyambangi lokasi itu," lanjutnya.

Hingga kini menurut Singgih belum ada imbauan langsung bagi wisatawan yang datang ke DIY. 

"Imbauan, sampai saat ini kita belum melakukan tapi ada kewaspadaan. Sekarang ini kita lebih waspada, kemudian bagi para wisatawan yang melakukan perjalanan dengan pemandu wisata atau dengan para pramuwisata tentunya mereka diberikan rambu-rambu atau informasi khusus tentang waspada klitih," tambahnya.

Meski diakui Singgih hingga kini klitih tidak berpengaruh langsung dalam dunia pariwisata, ia tetap melakukan penindakan dan pencegahan.

Ia menambahkan apabila klitih terus ada tentu akan menganggu atau menghambat kunjungan wisatawan, terlebih dengan tindakan klitih yang tidak mengenal siapapun korbannya.

"Klitih ini tidak melihat siapa yang jadi korban. Si pelaku tidak mengenal korban. Berbeda dengan pelaku yang ada dendam. Nah ini bisa terjadi di setiap orang, ini yang harus kita antisipasi, sehingga kondisinya akan kondusif dan iklim wisata menjadi baik," pungkasnya.

Singgih berharap klitih tersebut segera dihentikan agar tidak menimbulkan jatuhnya korban yang akan berdampak pula dengan citra DIY sebagai kota budaya.

Sebelumnya, ramai di media sosial Twitter tagar #DIYDaruratKlitih. Salah satu netizen yaitu @Azharceria10 menuliskan daftar daerah yang rawan klitih.

"For your information: daerah yang rawan klitih, jalan kaliurang, jalan kabupaten, daerah maguwoharjo, daerah xt square, selokan mataram, seputaran ringroad (barat, utara, selatan, timur), daerah condong catur. Yang mau menambahkan silahkan #DIYdaruratklitih," tulis @Azharceria10, Senin (3/2/2020).

Hingga kini, twitt tersebut telah mengundang lebih dari sembilan ribu suka dan tujuh ribu retweet dari netizen.

https://travel.kompas.com/read/2020/02/04/202138327/muncul-tagar-diydaruratklitih-di-twitter-amankah-wisata-ke-yogyakarta

Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke