Banyak restoran harus meutup layanan makanan di tempat karena menaati imbauan agar masyarakat tetap di rumah.
Menurut Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf, ada sisi positif dalam kondisi saat ini, yakni permintaan tinggi untuk pemesanan makanan dan minuman.
"Dengan ada work from home (kerja dari rumah) dan study from home (kerja dari rumah), maka makanan paling pertama dicari," ujar Dede saat diskusi Strategic Management in Uncertainty Facing Covid-19, Kamis (9/4/2020).
"Kalau dilihat dari paparan Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), justru industri makanan dan minuman, ini merupakan kebutuhan primer masyarakat saat ini melalui jasa pesan dan antar," lanjutnya.
Situasi ini, menurut Dede, merupakan sebuah peluang untuk mengubah dari konsep restoran dine-in, menjadi online. Konsep ini bisa ditiru oleh semua restoran, baik di dalam atau luar hotel.
"Kalau di kami, di sektor industri kreatif. Artinya, mendorong orang untuk kreatif menjual produk (salah satunya makanan dan minuman) yang bisa dijual secara online," kata Dede.
Menurut Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani, konsep layanan pesan antar makanan dari hotel berdampak kecil.
Adapun restoran yang memiliki kenaikan pesanan adalah tempat yang aktif promosikan diri dan dikenal.
Ia mengambil contoh di Amerika Serikat, yang saat ini sangat menikmati adalah restoran pizza dan fast-food. Hal ini karena masyarakat sudah mengetahui di mana mencari makanan cepat saji.
"Tetapi kalau (restoran) yang lain-lain, dampaknya relatif kecil. Kecuali mereka sudah dikenal dan promosi," kata Hariyadi.
Restoran-restoran yang sudah dikenal umumnya lebih dulu menggunakan aplikasi pesan antar yang sudah kawakan atau umum. Tetapi, kalau aplikasi baru, maka akan sulit dikenal.
"Jadi, kalau layanan pesan antar makanan naik, betul naik, tapi kebanyakan dinikmati pemain yang sudah dikenal," katanya.
Namun, apakah ada kenaikan signifikan bagi restoran yang sudah dikenal terkait pemesanan online?
Menurut Hariyadi, restoran pizza yang menjadi salah satu anggota PHRI bercerita, kenaikannya tidak lah signifikan. Hal ini juga terjadi bagi restoran yang punya delivery dan offline.
"Kalau digabungkan, jumlahnya penurunannya sangat besar. Jadi, yang mau saya sampaikan di sini, kalau pun delivery online seolah-olah naik, tapi tidak banyak dinikmati, kecuali yang sudah aktif dan banyak pelanggan," kata Hariyadi.
https://travel.kompas.com/read/2020/04/10/071500827/pesan-antar-makanan-bisa-bantu-hotel-dan-restoran-saat-wabah-corona